Setelah lebih tujuh tahun berkecimpung di dunia investasi. Pada akhirnya saya sampai pada beberapa hal yang saya anggap penting sebagai fondasi seseorang agar sukses dalam berinvestasi saham. Beberapa hal tersebut diulas di tulisan ini.

Lima Prinsip Dasar Investasi

  1. Memahami diri sendiri dan tujuan investasinya.
  2. Dalam jangka panjang pasar saham adalah timbangan, dalam jangka pendek adalah mesin voting.
  3. Saham adalah cara memiliki perusahaan.
  4. Seseorang harus memilih menjadi investor pasif atau aktif untuk mencapai tujuan investasinya.
  5. Jika ingin menjadi investor aktif, inilah saatnya menjadi investor seumur hidup. Balasannya tentu sepadan.

Memahami Diri Sendiri dan Tujuan Investasinya

Seseorang harus tahu dirinya seperti apa. Seseorang juga harus tahu batas tujuan investasinya. Dengan mengetahui kedua hal ini, dia akan siap dengan keputusan investasi selanjutnya. Jika seseorang merasa tidak punya waktu berinvestasi aktif, ia harus siap untuk ambil keputusan investasi secara pasif saja. Memahami diri sendiri juga termasuk bisa disiplin, mengetahui jika dirinya salah, bisa mengevaluasi kesalahan, dan juga melakukan perbaikan diri, termasuk dengan belajar terus menerus. Seorang investor biasanya pembelajar seumur hidup. Ben Graham dikenal juga ahli filsafat dan matematika. Charlie Munger ahli hukum, arsitek, dan masih terus belajar banyak hal hingga usia tuanya.

Dalam Jangka Panjang Pasar Saham adalah Timbangan, Dalam Jangka Pendek Pasar Saham adalah Mesin Voting

Ini adalah konsep yang sangat penting dan sederhana. Ya, sesederhana itulah. Bila paham konsep ini, maka investor tak akan ragu jika sebuah saham turun atau naik. Itu hanya popularitas atau ketidakpopularitas sementara. Kami pernah membuat riset sederhana dan sudah membuktikannya, pasar saham adalah timbangan. Jika seseorang telah memahami konsep ini secara sungguh-sungguh, ia tak akan khawatir saham turun berapapun jika ia telah tahu nilai intrinsik perusahaan (setelah melalui analisa mendalam).

Saham adalah Cara Memiliki Perusahaan

Ini sering dilupakan banyak orang ketika membeli setiap lembar sahamnya. Ia menganggap itu adalah kupon yang diharapkan akan naik setelah sekian lama dimiliki. Padahal yang ia beli sesungguhnya adalah secuil perusahaan.

Pemilik perusahaan akan untung jika perusahaan memperoleh laba dan tumbuh setiap tahunnya. Ia bisa untung melalui dividen dan kenaikan harga saham. Saham bisa naik jika perusahaannya tumbuh. (Lihat poin timbangan di atas). Dengan menjadi pemilik kita akan berusaha menjaga perusahaan kita tidak rugi. Bagaimana menjaga biar rugi? Hanya pilih saham perusahaan yang bagus, menguntungkan, dan dikelola oleh manajemen berintegritas dan kredibel.

Jika memahami dua konsep terakhir secara sungguh-sungguh, saya yakin setiap investor akan cakap membuat keputusan investasi. Ia tak akan khawatir sahamnya turun (saham perusahaan bagus, kesempatan). Ia tak akan khawatir kinerja sementara, jika ia tahu bisnisnya mempunyai nilai yang jauh lebih besar dari itu. Ia ingin tumbuh bersama perusahaan.

Ingin Jadi Investor Pasif atau Aktif?

Setelah konsep dasar paham, selanjutnya, bagaimana cara investor untuk mencapai tujuan investasi (nomor 1)? Ingin aktif atau pasif.

Investor aktif dengan paradigma investasi nilai punya potensi keuntungan jauh lebih banyak dibanding investor pasif. Tapi memaksa aktif juga tidak tepat. Jika menjadi investor pasif pun sudah cukup mencapai tujuan investasi, lebih baik mengambil langkah ini. Jika ingin keuntungan lebih besar tapi tidak mau aktif, terpaksa cari cara lain, seperti menitipkan dana untuk dikelola oleh orang lain yang punya rekam jejak investasi lebih bagus. Atau, jika punya sumberdaya dan kemampuan, silakan belajar, siapa tahu bisa menjadi investor nilai aktif dan sukses sendiri.

Ingin Aktif, Saatnya Menjadi Investor Nilai

Jika ingin menjadi investor aktif dan menganut paradigma investasi nilai, saatnya terjun total untuk menjalani apa yang dipercayai. Terdengar klise ya? Telah banyak bukti dalam sejarah bahwa investor nilai menoreh hasil gilang gemilang. Hanya butuh kepercayaan. Setelah itu telusuri tapak langkah menjadi investor nilai secara sungguh-sungguh dan selalu mengevaluasi diri.

Inti investasi nilai adalah memiliki perusahaan yang dijual di bawah nilai intrinsiknya. Membeli perusahaan yang sedang didiskon. Siapa yang tak senang diskon? Harga saham bukan nilai saham itu. Bagaimana bisa yakin, hanya setelah dianalisa secara sungguh-sungguh sendiri. Setelah beli dan perusahaan itu sudah dijual di atas harga wajarnya, boleh saja dijual (setelah untung). Atau jika memakai paradigma pertumbuhan, ikuti pertumbuhan perusahaan seterusnya.

Silakan pelajari semua bekal menjadi investor nilai, seperti: memahami laporan keuangan, memahami nilai intrinsik perusahaan, memahami potensi pertumbuhan, memahami kualitas manajemen, terus memantau perusahaan, juga menyesuaikan keputusan investasi seiring perubahan yang terjadi di perusahaan dan bisnis di masa mendatang.


Selamat berinvestasi!

 

Kredit foto: https://flic.kr/p/NQs2eL


Diterbitkan: 24 Jan 2018Diperbarui: 7 Jul 2022