kualitas-laba-tanya

Melanjutkan topik minggu ini, pendapatan dan laba adalah hal dasar yang dicari setiap investor dari sebuah perusahaan. Investor senang dengan perusahaan yang pendapatan dan labanya naik. Masalahnya, meski penjualan selalu naik dari tahun ke tahun, kadangkala karena suatu karakter dan anomali tertentu, ada keadaan yang membuat perusahaan tersebut tidak tepat sebagai sarana investasi bila kualitas labanya kurang baik. Demikian pula adakalanya kenaikan laba sangat pesat terjadi di sebuah perusahaan, tapi melihat kinerja lampau yang rata-rata, apalagi tidak diiringi kenaikan pendapatan (lihat contoh grafik di atas), kita wajib bertanya dan curiga darimana datangnya kenaikan laba tersebut?

Ada suatu cara mudah untuk mengidentifikasi kualitas laba dari sebuah perusahaan. Caranya pun cukup sederhana, bila Anda sudah menginput data laba/rugi suatu perusahaan, kita akan bisa mengidentifikasi kualitas laba dari perkembangan labanya. Hasil identifikasi ini akan menghasilkan dua deduksi ringkas, yaitu ketertarikan (bila memang cirinya bagus) dan peringatan (bila ada tanda mencurigakan). Dari identifikasi ini kita akan lebih mudah mencari akar dan karakter laba, misalnya: apakah menelusuri segmen produk, identifikasi biaya-biaya, atau identifikasi hutang, dst. Dengan memahami identifikasi singkat inilah, kita akan lebih siap menentukan langkah investasi selanjutnya.

Masukkan angka pendapatan, laba kotor, laba operasional, dan laba  bersih perusahaan tiap tahun ke dalam aplikasi lembar kerja semacam Excel atau Numbers. Dari sana buat grafik per tiap pos dan per tahun. Untuk menghitung pertumbuhan, gunakan selisih per tahun dibagi tahun berikutnya, lalu ubah ke bentuk persen.

Identifikasi dari Pendapatan, Laba Operasional, dan Laba Bersih

kualitas-laba-plain

Model A - Kita bisa lihat laba operasional naik dari tahun ke tahun. Sebaliknya laba bersih justru turun. Ini adalah satu tanda yang harus membuat kita curiga dengan kualitas manajemen menjalankan perusahaan.

Model B - Kita bisa lihat laba operasional naik dalam tiga tahun pertama, lalu turun pada 2010, lalu naik lagi. Dari sini kita bisa bertanya beberapa hal: 1) kenapa laba bersih pada 2007 hingga 2009 terlihat stagnan? 2) apa yang membuat penurunan pendapatan pada 2010? 3) apa yang membuat perusahaan bisa menaikkan laba cukup lumayan pada 2011 (bila dilihat perspektif dibanding antara 2007-2009 serta selisih 2010 dan 2011). Naik itu bagus, tapi kita harus kritis. Dari beberapa pertanyaan ini kita bisa menelusuri pos-pos perusahaan dan berusaha mencari akualitasnya.

Model C - Inilah ciri perusahaan yang bagus. Laba operasional cenderung stagnan, meski sempat naik sedikit. Tapi kita lihat manajemen bisa meningkatkan laba bersih dari tahun ke tahun. Ini merupakan tanda yang baik. Tapi sebagai konfirmasi kita mendapat kunci arah telaah selanjutnya, apakah murni efisiensi manajemen ataukah kenaikan laba bersih hasil dari, misalnya, selisih kurs dan pendapatan lain-lain?

Catatan tentang kualiatas laba:

  • Ketidakstabilan laba operasional seperti Model C bisa terjadi di sebuah perusahaan tersiklus. Siklus ini bisa terjadi karena banyak hal: fluktuasi harga bahan baku, krisis global (bila perusahaan terekspor ekspor atau impor), dan lain-lain.
  • Bila terjadi anomali (lihat gambar paling atas) antara pendapatan, operasional dan laba, hal ini wajib menumbuhkan rasa curiga kita. Ada dua hal: a) Bila pendapatan naik tapi operasional turun, apakah bahan baku naik? Apakah perusahaan tidak efisien mengelola biaya pokok? b) Bila laba operasional naik tapi laba bersih turun, kita bisa bertanya apakah manajemen tidak efisien menjalankan usahanya? Apakah perusahaan melakukan spekulasi investasi, kesalahan hedging mata uang, sehingga membuat laba bersih turun?
  • Sebaliknya bila terjadi anomali misal laba operasional stagnan atau turun, tapi justru ada kenaikan laba bersih di tahun tertentu, apakah benar itu laba organik, misal manajemen bisa menaikkan harga jualnya?
  • Bila ada sesuatu yang mencurigakan (baik naik atau turun), lihat tahunnya, telusuri pos yang bersangkutan pada tahun tersebut terkait dengan laba operasional (berhubungan dengan biaya administrasi dan beban operasional) atau laba bersih (berhubungan dengan kurs, pajak, pendapatan lain-lain, penjualan atau amortisasi aset). Intinya, pasti ada jawaban dari laporan keuangan perusahaan. Data tidak pernah bohong.
Identifikasi Kualiatas dari Margin Laba

kualitas-laba-margin

Cara lain mengidentifikasi kualitas laba adalah dari rasio margin laba. Ada tiga margin laba yang bisa dicari, yaitu margin laba kotor, margin laba operasional, dan margin laba bersih. Adalah wajar bila laba kotor naik, maka diikuti oleh laba operasional dan laba bersih—sehingga bisa diasumsikan margin ketiga jenis laba tadi selalu terjaga relatif sama satu sama lain. Tugas kita adalah mencari anomali di antara ketiganya, baik kenaikan atau penurunan.

Model A - Ini adalah contoh perusahaan yang harus kita hindari. Lihat saja cara manajemen mengelola perusahaan, margin labanya turun dari tahun ke tahun.

Model B - Ini adalah contoh perusahaan ideal. Bisa dilihat manajemen cukup piawai mengelola perusahaan. Meski ada fluktuasi dari margin laba kotor, tampaknya pada 2010 perusahaan bisa mengembalikan ke arah yang baik. Dan hal ini diikuti oleh pertumbuhan laba operasional dan laba bersih yang proporsional.

Model C - Ini adalah contoh terjadi anomali margin laba. Laba kotor stabil atau stagnan, tapi kenapa perusahaan tidak bisa memelihara laba operasionalnya? Apakah biaya administrasi tidak terkontrol? Juga laba bersihnya selalu turun. Selain administrasi dan biaya operasional, apa benar tidak ada biaya-biaya lain yang menggerogoti perusahaan, misalnya beban bunga yang tinggi? Di model ini juga terjadi anomali, darimana kenaikan pesat laba pada 2011? Apakah benar ini laba organik? Rasanya tak masuk akal. Kita wajib curiga dan menelusuri karakter laba yang dilaporkan perusahaan pada tahun itu. Catatan: laba organik adalah laba yang diperoleh dari pendapatan murni hasil penjualan barang/jasa. Laba non-organik misalnya dari selisih kurs, revaluasi aset, dll.

Demikian pengantar untuk mengidentifikasi kualitas laba dari penelusuran grafik sederhana. Suatu cara sederhana yang bisa membantu kita mencari perusahaan terbaik untuk investasi.

Dari teknik dasar ini Anda bisa mengembangkan misalnya analisa pertumbuhan laba, pertumbuhan margin laba, dll. Tak lupa, bisa pula dihubungkan dengan data neraca sehingga membuat analisa lebih menarik lagi. Contohnya, ketika laba perusahaan naik terus, kenapa ekuitasnya stagnan, jangan-jangan digerogoti oleh kenaikan beban hutang. Dan seterusnya.


Diterbitkan: 16 Feb 2013Diperbarui: 9 Feb 2022