Sebuah perusahaan induk yang mempunyai beberapa anak atau cucu usaha memperlakukan prinsip konsolidasian dalam laporan keuangannya. Dalam edukasi investasi tingkat menengah-lanjutan ini kita akan berusaha memahami konsolidasi laporan keuangan.

Sudah Paham Laporan Keuangan?

Edukasi ini adalah materi pembelajaran investasi tingkat menengah atau lanjut. Seandainya Anda belum memahami laporan keuangan, saya kira Anda akan mengalami kesulitan. Bolasalju pernah menerbitkan beberapa artikel edukasi untuk memahami atau membaca laporan keuangan:

Jika Anda sudah memahami konsep dasar membaca laporan keuangan. Mari kita lanjutkan untuk memahami prinsip konsolidasi dalam laporan keuangan. Agar tidak bingung, bedakan dua hal ini: konsolidasi adalah kata kerja; sementara konsolidasian adalah kata benda.

Prinsip Konsolidasian

Prinsip konsolidasian adalah menyajikan laporan keuangan perusahaan induk dan entitas anak yang dikendalikannya seolah-olah mereka adalah sebuah entitas tunggal. Arti tunggal artinya laporan tersebut benar-benar menjadi satu, tidak terpisah-pisah lagi. Jika Anda pernah melihat laporan segmen operasi sebuah usaha yang menyajikan pemisahan angka, maka laporan konsolidasi merupakan kebalikannya

Perusahaan bisa melaporkan laporan keuangan dengan prinsip konsolidasian jika memenuhi beberapa syarat seperti:

  1. memiliki satu atau lebih entitas anak (anak usaha) yang ditunjukkan dengan kepemilikan modal saham
  2. laporan keuangan anak usaha bisa dikonsolidasi jika kepemilikan saham lebih dari 50%
  3. jika kepemilikan entitas anak kurang dari 50% namun perusahaan induk bersifat mengendalikan, maka laporan keuangan bisa dikonsolidasi.

Ilustrasi Skenario Laporan Konsolidasian

Perusahaan INDUK mempunyai struktur anak sebagai berikut:

  • Anak A dengan saham 80% (20% milik publik)
  • Anak B dengan saham 45% (namun mengendalikan)
  • Anak C dengan saham 10% (tidak mengendalikan)

Maka Laporan Keuangan Konsolidasian Perusahaan Induk akan menggabungkan seluruh angka laporan keuangan Anak A dan Anak B ke dalam laporan keuangan konsolidasiannya. Angka laporan keuangan yang dimasukkan termasuk: aset, liabilitas, ekuitas, laba rugi, dan arus kasnya. Sementara itu porsi pemilik lainnya akan disebut sebagai Kepentingan Non Pengendali di bagian pos Ekuitas dan Laba/Rugi.

Maka ilustrasi Laporan Konsolidasian contoh di atas:

  • Aset: seluruh aset INDUK (termasuk 100% aset A + 100% aset B + termasuk 10% C)
  • Liabilitas: seluruh liabilitas INDUK (termasuk 100% liabilitas A + 100% liabilitas B)
  • Ekuitas:
    • Ekuitas pemilik induk (termasuk 100% ekuitas A + 100% ekuitas B)
    • KNP (20% ekuitas A milik publik + 55% ekuitas B milik investor lain)
  • Laba/Rugi:
    • Pendapatan: seluruh pendapatan induk (termasuk 100% A + 100% B)
    • Dst ke bawah
    • Laba kotor: (termasuk 100% A + 100% B)
    • Bagian penghasilan (rugi) komprehensif lain dari entitas asosiasi: 10% C
    • Laba: 100% A + 100% B + 10% C
      • Laba Pemilik Induk (termasuk 80% A + 45% B + 10% C)
      • KNP (20% A + 55% B)

Jika ada perusahaan induk mempunyai anak, anaknya mempunyai cucu, lalu cucunya mempunyai cicit usaha, dan cicitnya mempunyai anak-cicit lagi, maka semuanya akan dikonsolidasikan jika memang bersifat mengendalikan, secara porsi relatif terhadap bagiannya, dari cicit paling bawah ditarik hingga ke induk di atasnya. Di posisi perusahaan paling induk hanya tersedia satu angka konsolidasian mengikuti sifat-sifat seperti di atas.

Pembaca laporan keuangan, khususnya investor, harus lebih jeli melihat sifat-sifat dan angka yang dilaporkan di atas.

Diskusi

Apakah Anda mengira laporan konsolidasian seperti angka yang tidak nyata? Bagaimana mungkin perusahaan yang tidak menjalankan usaha apa-apa tapi mempunyai laba? Saya dulu juga pernah mengira demikian. Jangan sampai seorang value investor mengira ekuitas holding itu semu belaka.

Ada sebuah perusahaan yang punya anak-cucu usaha yang beranak pinak, sangat banyak. Melihat usaha seperti ini wajar ada yang berpikir apakah labanya semu atau asli? Anda harus memahami bahwa konsolidasi akan mengikat laba sebagai angka asli atau utuh di sebuah perusahaan. Pahami secara mudah dan tak perlu pusing asal angka-angka itu. Anggap saja mereka seperti penggabungan beberapa rekening menjadi satu laporan.

Tapi kenyataannya, mau laporan keuangan perusahaan tunggal atau perusahaan holding dengan banyak anak cucu, laba adalah tetap laba. Sifat laba adalah pengakuan pendapatan pada periode tertentu. Ada yang beranggapan laba mirip angka semu. Kenyataannya laba lebih cenderung ke laporan akuntansi, bukan laporan yang menunjukkan nilai ekonomi yang sesungguhnya. Jika Anda paham sifat laporan keuangan yang bersifat seimbang (balance), laba akan dicerminkan di sisi ekuitas, padahal ekuitas tercermin di aset (bisa piutang lancar, atau nantinya akan jadi kas jika sudah dibayar lunas). Maka, dalam jangka pendek dan jangka panjang, laba bisa dianggap tidak semu. Begitu pula dalam pengakuan laba entitas anak dalam jaring di bawahnya, tidak bisa dianggap semu.

Ada bahasan lanjutan tentang skema laporan keuangan berupa pengakuan laba terlalu awal, pengakuan rugi terlalu lama, pengakuan depresiasi terlalu rendah, pengakuan aset tidak nyata yang terlalu besar, dan seterusnya, semua itu bisa terjadi—baik dalam prinsip konsolidasian atau tidak. Tapi itu di luar bahasan konsolidasian. Dalam konteks laba, apakah pengakuan laba itu mendekati nilai wajar ekonominya atau tidak, itu adalah masalah lain yang bisa kita diskusikan di kemudian hari.

Dengan sifat konsolidasian yang bisa menutupi detail transaksi entitas anak, apakah sifat itu dapat menyembunyikan sifat ekonomi yang tidak ingin ditampilkan oleh pemilik usaha? Tentu bisa terjadi. Sifat seperti inilah yang saya kira menjadi alasan pemilik usaha membentuk tentakel bisnis yang rumitnya tak terkira. Tapi saya kira investor tak perlu takut dulu. Ada silsilah bisnis dengan jalur keturunan panjang namun bisnisnya bisa dibaca dengan mudah melalui laporan keuangannya. Saya kira Anda tak perlu khawatir dengan bisnis semacam itu.


Diedit oleh YW.

Pemutakhiran 9 Juli 2018: Terima kasih kepada Pak David atas koreksi dari artikel sebelumnya. Contoh laporan keuangan konsolidasian saya hapus. Sementara penjelasan konsolidasian sudah saya koreksi dengan pernyataan yang lebih tepat.


Diterbitkan: 26 Jun 2018Diperbarui: 18 Feb 2022