Istilah cryptocurrency (mata uang kriptografi) hangat terdengar di media setelah nilai bitcoin naik pesat setahun terakhir. Bitcoin adalah salah satu mata uang kriptografi yang saat ini paling dikenal. Kita akan membahas sejenak soal bitcoin yang saat ini sedang naik daun.

Tentang Cryptocurrency

Cryptocurrency atau mata uang kriptografi (kadang disebut mata uang virtual) adalah aset berbentuk digital yang didesain sebagai perantara pertukaran menggunakan teknik kriptografi untuk mengamankan transaksinya dan mengontrol administrasi unit mata uangnya.[1] Mata uang virtual ada dua jenis, tersentralisasi dan terdesentralisasi. Mata uang kriptografi tersentralisasi punya lembaga administrasi mata uang yang terpusat. Mata uang virtual terdesentralisasi tidak punya satu lembaga pusat, melainkan tersebar di banyak administrasi.

Saya tak tahu mata uang virtual tersentralisasi yang sudah terkriptografi, tapi untuk memberi contoh mata uang virtual tersentralisasi yang sederhana, misalnya sistem kupon dan poin dari suatu jaringan retail. Pengelolanya adalah toko retail yang menciptakan, mencatat, dan mengatur nilai mata uang. Konsumen bisa mengumpulkan poin dengan cara berbelanja, atau membeli voucher poin, jika mereka menyediakan. Nilai mata uang ini misalnya 10 poin seharga 1kg gula pasir. Jika mengelola mengubahnya, bisa jadi nanti perlu 20 poin untuk 1kg gula pasir.

Contoh mata uang kriptografi terdesentralisasi adalah Bitcoin. Nilai mata uang kriptografi terdesentralisasi bisa dipindahkan dari pihak satu ke pihak lain secara langsung, dengan sistem pencatatan dan verifikasi melalui beberapa titik pembukuan yang terdesentralisasi.

Tentang Konsep Mata Uang Bitcoin

Meroketnya harga jual Bitcoin setahun terakhir, dari harga awal tahun 2017 senilai $429 menjadi $2.499 per 1 BTC (satuan Bitcoin), per akhir 30 Juni 2017, bisa jadi satu sebab terkenalnya satu jenis keuangan kriptografi. Saat ini bitcoin bisa dipakai untuk barter, atau membeli barang/jasa, seperti uang. Namun tanpa karakter uang biasa, seperti fisik, dan hanya berupa rekaman aset digital. Keunikan mata uang virtual seperti bitcoin adalah terdesentralisasinya administrasi unit uang tersebut. Tidak ada lembaga pusat, melainkan tersebar di banyak titik jaringan bitcoin.

Konsep protokol keuangan ala bitcoin sebenarnya menarik. Konsep ini diciptakan oleh Satoshi Nakamoto, yang mengaku berkewarganegaraan Jepang. Tak ada seorang pun yang tahu identitasnya. Dalam bitcoin tak ada pihak yang menjadi bos. Semua terlibat dalam titik-titik dalam jaringan sistem bitcoin untuk proses pembuatan unit “uangnya” dan pencatatannya. Mereka yang bekerja mengelola buku besar transaksi bitcoin adalah jaringan perangkat komputer yang menjalankan sistem bitcoin.

Unit bitcoin didesain tercipta sekitar 21 juta unit hingga tahun 2110 nanti. Setiap menit beberapa unit bitcoin yang tercipta diberikan kepada “penambang” (miners) sebagai upah dalam pengelolaan buku besar transaksi bitcoin. Penambangan tidak selalu perseroangan, bisa juga kumpulan mesin-mesin yang dimiliki banyak orang. Bitcoin ditransaksikan dengan cara membelinya dengan uang biasa (Rupiah, dolar, dll), jasa menambang bitcoin, pengalihan unit ke pengguna lain, atau mencairkan bitcoin dengan uang biasa. Ketika saya mengalihkan unit bitcoin ke Anda, saya melaporkan ke sistem pencatatan, yang kemudian akan disalin ke titik-titik pencatatan di seluruh dunia. Seluruh transaksinya terbuka. Sebagai unit mata uang, bitcoin terpecah dalam pecahan sub unit di bawah skala 1 desimal, dikenal sub unit: dari millibitcoin, microbitcoin (bit), dan satoshi atau 0.00000001 bitcoin, adalah pecahan terkecil.

Bitcoin Sebagai Mata Uang dan Investasi?

Sebuah media keuangan mengulas mata uang kriptografi, dan secara khusus bitcoin, dalam laporan utama mereka baru-baru ini. Fokus utama laporan media itu adalah peluang keuntungan besar di mata uang virtual terkriptografi, dengan testimoni beberapa pelaku perdagangan bitcoin di tanah air.

Sebagai investor nilai yang konservatif, cenderung lambat, dan makin tua makin antik ini, bagaimana kita memandang bitcoin sebagai mata uang dan juga sebagai sarana investasi?

Bitcoin sebagai konsep mata uang baru, maka juga harus memikirkannya sebagai mata uang. Sebuah mata uang adalah azas kepercayaan, pihak satu berjanji membayar pihak lain. atas dasar pemakai percaya dengan penerbit mata uang. Ketika kita memakai Rupiah, kita percaya bahwa pemerintah Indonesia adalah pihak yang bisa akan mengganti apa yang kita tukar untuk mendapatkan uang itu setara dengan nilai yang kita percaya akan sepadan ketika kita menginginkan benda serupa atau lainnya di masa mendatang. Kita dan jutaan orang lainnya percaya Rupiah mata uang yang sah, karena mereka percaya nilainya. Kita percaya dolar juga demikian. Begitu pula dengan mata uang lainnya.

Apakah ada mata uang yang menurun kepercayaannya? Ada, dan banyak. Hal itu bisa terjadi ketika ekonomi tidak stabil, karena perang, atau korupsi. Ada yang mengklaim Indonesia kehilangan 97% nilai uangnya terhadap dolar selama 45 tahun terakhir. Artinya kepercayaan uang kita di mata publik dunia sebenarnya menurun jauh dibandingkan terhadap dolar Amerika.

Pertama, kembali ke bitcoin, apakah bitcoin bisa pakai sebagai mata uang? Implementasi mata uang tergantung seberapa besar kepercayaan global terhadap mata uang itu. Hal ini ada risikonya ketika bermunculan beberapa mata uang kriptografi selain bitcoin, dengan nama baru, memakai konsep yang mirip. Dua mata uang kriptografi yang paling terkenal saat ini adalah Bitcoin dan Ethereum. Dengan kompetisi, tentu nilai mata uang satu akan bersaing dengan lainnya, selaras dengan hukum ekonomi pasar dan kompetisi. Saat ini kita percaya logam Platinum lebih berharga dari Emas. Jika di masa mendatang kita temukan perak lebih berharga untuk hal-hal tertentu, misalnya, bisa jadi perak lebih mahal dibanding emas. Jika banyak mata uang baru virtual muncul, hanya hukum pasar yang bisa menentukan siapa pemenangnya. Pasar pula yang akan menentukan nilainya terhadap uang biasa. Situasi akan berubah jika ada negara tertentu yang mengadopsi sistem mata uang dan menjamin pemakaiannya secara global. Hal itu akan mengubah arah baru mata uang kriptografi di dunia. Namun hal itu hanya masih hipotesa.

Kedua, aspek keamanan. Bitcoin dikatakan memakai protokol keamanan paling tinggi saat ini. Tapi kita paham ciptaan manusia pasti ada kelemahannya. Dalam sistem keamanan komunikasi, ada kejadian seseorang yang menyelipkan kode trojan di suatu modul keamanan sehingga mereka bisa mengintip transmisi rahasia yang dikirim. Sistem Bitcoin pernah diketahui kelemahannya sehingga ada yang membuat 184 milyar unit bitcoin meski kemudian dapat diketahui dan dihapus. Setelah itu sistem bitcoin segera diperbaiki lagi. Di masa awal, pencipta bitcoin katanya telah menambang sekitar 1 juta bitcoin. Saat ini tidak diketahui berapa jumlah penambang. Namun isu yang membuat khawatir, serakah adalah watak manusia. Apakah kita tahu dari kelompok penambang bitcoin (pool miners) itu semuanya orang-orang yang jujur, apakah ada yang memanfaatkan pengetahuannya tentang protokol bitcoin lalu mengeksploitasinya untuk kepentingan pribadi? Meski konsep keterbukaan transaksinya bagus, tapi tak ada yang tahu jawaban semua ini.

Suatu saat ketika kekuatan komputasi makin meningkat dan makin murah, sistem pengamanan paling tinggi saat ini mungkin terasa paling tidak aman. Tentu saja ada sistem keamanan bisa digantikan lebih kuat lagi setiap saat. Teknokrat terus berlomba menciptakan berbagai inovasi.

Ketiga, aspek investasi. Sebagai investor nilai, saya rasa hal ini berlebihan. Saya rasa kita harus anggap bitcoin seperti valuta asing yang bisa diperdagangkan, bukan investasi. Sebuah bisnis atau perseorangan yang akan berurusan dengan valuta asing di masa depan mungkin perlu melindungi nilainya dengan menyimpan valuta tersebut di masa sekarang. Tapi saya rasa itu bukan investasi.

Valuta asing berubah-ubah nilai tergantung situasi makro ekonomi dan kondisi mata uang tersebut di pasar. Begitu saja. Apakah ada fundamentalnya di balik sebuah mata uang? Untuk dolar atau rupiah, mungkin bisa dianalisa secara ekonomi makro, di sana pasti ada alasan fundamentalnya. Nilai mata uang juga bisa berubah karena kerjaan spekulan, karena rezim mengunci nilai mata uang terhadap mata uang lain, atau karena perubahan kepercayaan akan mata uang tersebut.

Untuk bitcoin atau Ethereum dan cruptocurrency lainnya, saya tak punya pengetahuan lebih jauh lagi. Bisa jadi saya salah memahaminya. Bisa juga saya kebetulan benar memahaminya. Tapi sejauh ini saya lebih tenang mengatakan nilai bitcoin saat ini memang menanjak, namun sesuatu yang naik bisa juga turun.

Begitu saja. Semoga bermanfaat.

NB: Saya sudah berusaha meriset secara hati-hati. Jika ada pemahaman saya yang keliru dalam penjelasan ini, mohon dikoreksi.

Referensi: Wikipedia


Diterbitkan: 20 Jul 2017Diperbarui: 9 Feb 2022