Dalam tulisan ini kita akan mengenalkan dua cara berinvestasi yang bisa dilakukan oleh investor, yaitu investasi penuh dan investasi berkala. Kami juga akan mengulas tentang memilih instrumen investasi berdasarkan dua metode investasi yang terkait.

Sebelum melangkah ke pemilihan instrumen investasi, berikut adalah data tingkat pengembalian masing-masing instrumen investasi dalam 10 tahun terakhir.

Pilihan Instrumen Investasi

[caption id="attachment_8077" align="alignnone" width="1113"]Tingkat pengembalian instrumen investasi 10 tahun terakhir. Potensi pengembalian di masa depan bisa berbeda. Tingkat pengembalian instrumen investasi 10 tahun terakhir. Potensi pengembalian di masa depan bisa berbeda.[/caption]

Dari data ini, apakah kita sudah bisa menentukan mana yang cocok dengan tujuan investasi kita. Ternyata belum cukup. Kita juga harus berpikir tentang tingkat risiko fluktuasi pengembalian investasi tadi. Ada beberapa investasi yang stabil pengembaliannya, misalnya deposito atau tabungan. Beberapa yang lain sejarah keuntungannya tidak stabil.

[caption id=“attachment_8074” align=“alignnone” width=“950”]Sifat pengembalian instrumen investasi Sifat pengembalian instrumen investasi[/caption]

Jika kita gabung kedua hasil riset di atas, kita akan punya kesimpulan seperti di bawah ini:

  • Investasi Jangka Pendek: tabungan, deposito, obligasi dan sukuk
  • Investasi Jangka Panjang: saham, dan reksadana
Sebenarnya dua jenis reksadana, pendapatan tetap dan reksadana pasar uang, juga bisa dimanfaatkan sebagai instrumen investasi jangka pendek. Namun, demi alasan kesederhanaan contoh bahasan, selanjutnya hanya memakai tabungan, deposito, obligasi dan sukuk.

Akhirnya kita punya panduan tentang menentukan ragam instrumen investasi yang bisa dipilih untuk mencapai tujuan keuangan masa depan kita.

Dua Cara Berinvestasi

Strategi atau cara berinvestasi kita bagi dua:
  • Investasi Penuh
  • Investasi Berkala

Investasi Penuh

Ada kalanya kita punya seluruh dana yang harus disiapkan untuk berinvestasi. Jika demikian, investor bisa melaksanakan strategi investasi penuh, atau menyetor seluruh dana investasi yang dimaksud untuk mencapai tujuan keuangan masa depan.

Investasi penuh bisa dipakai untuk tujuan keuangan jangka pendek dan jangka panjang. Pilihan instrumen investasinya tetap mengikuti panduan yang dibahas tadi.

Khusus untuk investasi penuh dalam tujuan keuangan jangka panjang, untuk investor pemula kami sarankan memakai instrumen investasi reksadana saham, bukan saham langsung. Jika investor salah memilih saham lalu kinerjanya malah turun pada masa investasinya (10 tahun misalnya), maka ia akan gagal mencapai tujuan investasi. Tidak setiap investor bisa memilih saham yang baik. Untuk investor saham yang sudah ahli bisa berinvestasi saham langsung memakai strategi investasi penuh.

Investasi penuh punya keunggulan bisa memperkecil nilai total investasi yang disetor karena setiap investasi di awal akan menghasilkan efek bunga majemuk lebih cepat dan lebih besar. Tentu saja, investasi penuh terasa berat karena seluruh dana investasi dibayar di awal. Contoh kasus investasi penuh bisa dilihat pada bagian selanjutnya di bab ini.

Investasi Berkala

Ada kalanya, mungkin kebutuhan dana yang memang besar atau kesiapan dana belum ada, kita hanya bisa melakukan strategi investasi berkala atau mengangsur.

Untuk investasi berkala, jika sudah ada sebagian dana di awal, sangat disarankan membayar sebagian investasi di awal. Mirip seperti dana panjar (DP). Semakin besar DP, maka jumlah angsuran investasi makin ringan. Investasi berkala juga bisa dipakai untuk tujuan keuangan jangka pendek dan jangka panjang, tentu harus sesuai instrumen investasinya masing-masing.

Khusus untuk investasi jangka panjang, instrumen untuk investasi berkala kami anjurkan hanya saham. (lihat Batasan di bawah). Asumsi pengembalian investasi berkala dengan saham yang akan kita pakai adalah 11% per tahun. Angka ini sudah jauh lebih kecil dibanding hasil terbesar simulasi investasi berkala di salah satu emiten saham produsen makanan di Indonesia (lihat penjelasan Simulasi Investasi Berkala di buku). Contoh kasus investasi berkala bisa dilihat di bagian lain bab ini.

Batasan untuk Investasi Berkala

Semua instrumen investasi jangka pendek bisa dimanfaatkan untuk mencapai tujuan keuangan jangka pendek.

Untuk tujuan keuangan jangka panjang, reksadana saham hanya tepat dimanfaatkan sebagai instrumen investasi asal dengan metode investasi penuh. Berdasarkan kesimpulan hasil riset kami, penulis berpendapat untuk tujuan keuangan jangka panjang, instrumen investasi yang tepat untuk investasi berkala hanyalah saham. Itu pun bukan sembarang saham, banyak syaratnya:

  • saham perusahaan besar dan lama beroperasi
  • peredaran sahamnya terjaga
  • diprioritaskan saham perusahaan dengan kualitas laba dan struktur keuangan terbaik.
Riset kami membuktikan bahwa median (angka tengah) hasil investasi berkala di 10 reksadana saham di Indonesia selama 10 tahun (yang disetahunkan) hanya tercatat 5,64% per tahun. Persentase sebesar itu masih kalah oleh inflasi 6% per tahun. Lihat penjelasan Simulasi Investasi Berkala di bagian Simulasi Investasi Berkala di Reksadana dalam buku Cerdas Berinvestasi.

Teks ini adalah bagian dari buku digital edukasi Cerdas Berinvestasi yang terbit pada 2 Mei 2017 lalu.

Cerdas Berinvestasi Telah Terbit, mengenal saham dan reksadana untuk investasi

Semua bisa berinvestasi di pasar modal. Yuk belajar, gratis loh.


Diterbitkan: 22 May 2017Diperbarui: 18 Feb 2022