Kali ini kita akan diskusi soal Penawaran Saham Perdana atau Initial Public Offering (IPO). Yup, semua hal soal IPO.

Ikuti Podcast Bolasalju di Spotify atau Apple Podcasts.

Untuk membahas IPO ada dua fokus yang perlu kita ungkap, yaitu:

  1. Kepentingan IPO dari sisi perusahaan atau relasinya;
  2. Kepentingan IPO dari sisi investor. Bahasan ini mungkin agak panjang tapi saya rasa bermanfaat untuk memahami kepentingan IPO lebih utuh.

Kepentingan IPO dari Sisi Perusahaan atau Relasinya

Kenapa Perusahaan Melakukan IPO?

Ada banyak alasan yang bisa diungkap di balik alasan perusahaan melakukan IPO. Namun alasan yang paling penting adalah beberapa manfaat berikut:

  • Mengakses pendanaan dalam jangka panjang. Ini adalah alasan utama untuk IPO. Pemodalan dari pasar modal bisa dimanfaatkan untuk membiayai ekspansi agar perusahaan makin tumbuh, untuk membayar utang, atau investasi/akuisisi lainnya. Ada banyak pendanaan lanjutan pasca IPO, misalnya: right issue, penerbitan surat utang, dan skema lain. Perusahaan publik akan punya posisi kuat dan lebih disukai dalam pendanaan lanjutan karena telah terbuka.
  • Memperbaiki tata kelola perusahaan. Ini alasan paling disebut oleh regulator dan pihak luar. Tata kelola perusahaan makin baik artinya administrasi, evaluasi, dan penilain berjalan lancar. Dengan IPO perusahaan dipantau oleh publik dan regulator. Kalau ada keterlambatan pelaporan ada sanksi, bahkan denda. Prosedur berjalan tertib untuk mematuhi aturan dan regulasi. Hal lain yang bisa dirasakan, IPO bisa mempertahankan keberlangsungan usaha khususnya untuk perusahaan keluarga di generasi kedua atau ketiga, langkah IPO bisa membantu menyelamatkan perusahaan agar terus survive.
  • Meningkatkan citra perusahaan. Menjadi perusahaan terbuka ada harapan perusahaan lebih sering diliput oleh media, baik cetak atau online. Tanpa mengeluarkan biaya relasi publik yang besar, citra perusahaan, produknya, kinerjanya, bisa diungkap ke publik sehingga perusahaan makin dikenal.
  • Insentif pajak khusus. Untuk perusahaan terbuka yang 40% sahamnya tercatat dan diperdagangkan di bursa akan perusahaan mendapat insentif pajak 5% lebih rendah dari tarif pajak Pph Wajib Pajak Badan dalam negeri. (Peraturan Pemerintah No. 56 Tahun 2015 tentang  Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 77 Tahun 2013 Tentang Penurunan Tarif Pajak Penghasilan Bagi Wajib Pajak Badan Dalam Negeri Yang Berbentuk Perseroan Terbuka)
  • Meningkatkan nilai perusahaan. Ini adalah manfaat lain yang diincar investor inti perusahaan itu. Bila sebelumnya nilai perusahaan hanya menjadi milik investor, pasca IPO nilainya bisa dibayar mahal oleh publik jika perusahaan dianggap bagus dan punya prospek. Investor inti bisa cashing out atau exit dari investasinya di perusahaan.
  • Menghindari terkaman oknum dalam rezim pemerintah otoriter. Misalnya, pengesahan regulasi untuk perusahaan akan dihambat jika saham perusahaan tidak dialihkan ke seorang oknum dari rezim otoriter. Saya pernah tahu kisah ini pada era orde baru lalu.

Motif Dalam IPO

Sebagai investor cerdas, kita perlu tahu motif perusahaan dan relasinya dalam IPO. Motif perusahaan sebagian besar sudah terungkap dalam bagian “Kenapa Perusahaan IPO? Namun kita perlu menelusuri motif lainnya agar investor bisa bersikap bijak dalam membuat keputusan investasi perusahaan baru.

Perusahaan ingin mendapatkan dana dari IPO semaksimal mungkin. Sebaliknya investor ingin membeli semurah mungkin. Penjamin emisi ingin proses IPO lancar sehingga semua saham laku, hasilnya biaya investasi dalam proses IPO tersebut akan kembali atau perusahaan untung.

Melihat motif terakhir itu, kita akan pahami untuk meraih pendanaan terbanyak maka perlu citra perusahaan yang baik. Citra yang menarik bisa diperoleh dari kinerja perusahaan yang menawan. Di sinilah investor konservatif harus waspada. Kepentingan citra yang baik ini sama-sama dimiliki oleh perusahaan dan penjamin emisinya. Kepentingan untuk mencari untung ini bisa berimbas ke sisi negatif, misalnya memperbaiki kinerja perusahaan, agar terkesan menawan.

Bagaimana proses IPO?

Referensi: Informasi lengkap seputar IPO telah disediakan IDX di: https://gopublic.idx.co.id/

Di Pusat Informasi Go Public tersebut akan ditemukan beberapa informasi seputar IPO bagi perusahaan, misalnya:

  • Manfaat-manfaatnya
  • Persyaratannya
  • Persiapan Awal untuk IPO
  • Proses Go Public
  • Peraturan-peraturan (go public dan pajak)
  • Informasi penjamin emisi
  • Serta informasi lembaga penunjang lainnya:
    • Akuntan publik
    • Notaris publik
    • Biro Administrasi Efek
    • Konsultan hukum
    • Dan, Penilai (Appraisal)

Proses IPO adalah sebagai berikut:

  • Persiapan perusahaan
  • Persiapan dokumen
  • Pendaftaran dan administrasi ke IDX
  • Proses penawaran pemesanan saham (book building)
  • Penetapan saham dan penerbitan
  • Saham tercatat dan diperdagangkan di bursa

Ilustrasi Proses Penawaran Saham Hingga Penerbitan Saham

Saat penentuan harga penawaran umum perdana saham, ada proses bolak-balik antara manajemen dan penjamin emisi (underwriter) untuk menentukan kisaran harga terbaik yang ingin ditawarkan dengan tujuan dan motifnya masing-masing. Di situlah negoisasi terjadi. Prosesnya bisa alot. Bisa juga mudah. Pada akhirnya akan terbit kisaran harga, misalnya: penawaran 300 juta lembar saham dengan kisaran harga Rp500 hingga Rp620 per lembar.

Kemudian masuk proses pemesanan saham. Di sinilah calon investor yang memesan bisa memvoting apakah kisaran harga yang ditawarkan saham tersebut masuk layak, masuk akal, atau terlalu mahal. Akibatnya akan mempengaruhi terserapnya saham tersebut.

Jika permintaan (demand) rendah atau mendekati kuota saham yang ditawarkan, bisa jadi semua pemesanan saham langsung dikabulkan di harga terbaik yang disepakati calon investor. Jika permintaan bagus, mungkin hanya investor dengan penawaran harga yang bagus yang mendapatkan jatah saham saat penerbitan nanti. Jika permintaan sangat bagus, bisa jadi hanya sedikit investor yang dijatah, namun sebagian saham lainnya dilepas di pasar oleh investor institusi dan rekanan.

Namun, proses terakhir ini tidak mudah dipahami. Juga tidak bisa diamati oleh investor publik. Maka banyak misteri seputar IPO khususnya di tahapan ini.


Dengan memahami kepentingan IPO dari sisi perusahaan dan relasinya, kita akan tahu sisi positif dan negatif masing-masing, sehingga investor bisa bijak dalam membuat keputusan apa pun.

Kepentingan IPO dari Sisi Investor

Apakah Benar Kinerja Saham IPO Selalu Naik?

Banyak yang bilang bahwa saham IPO selalu naik. Sering kita dengar saham IPO adalah cara cepat mencari keuntungan karena melihat kinerjanya. Apa benar seperti itu?

Kami sudah membuat riset ringkas dari 22 saham yang telah IPO dari Januari 2018 hingga akhir Juni 2018 lalu. Jadi semua saham ini punya kinerja setahun yang bisa kita amati.

22 Saham IPO Awal 2018 dengan Kinerja 1 Tahun
22 Saham IPO Awal 2018 dengan Kinerja 1 Tahun

Baca juga: Sumber Informasi Investor Indonesia Edisi 2019

Apa yang bisa diamati dari data di atas:

  • Semuanya adalah kinerja temporer
  • Kita nggak tahu volume penjatahan saham-saham tersebut, apakah saham-saham perusahaan yang naik tersebut dijatah penuh dan disebar untuk investor? Ataukah, justru beredar internal? Sementara di sisi lain investor publik hanya dapat jatah dalam jumlah mini. Penjatahan bisa punya efek jauh berbeda atas kinerja saham perusahaan di pasar pasca IPO.
  • Apakah keuntungan tersebut menggambarkan realitas kinerja perusahaan atau hanya kinerja temporer yang bisa terbalik pasca 5 tahun nanti

Bagaimana mencari informasi perusahaan baru IPO?

  • Lewat prospektus, dokumen sekitar 135, isi prospektus:
    • Info ringkas perusahaan
    • Info penjamin emisi dan perusahaan terkait
    • Kegiatan usaha dan prospek usaha perusahaan
    • Info penawaran saham umum perdana (IPO)
    • Rencana penggunaan dana dari IPO
    • Struktur permodalan dan pemegang saham
    • entitas anak
    • data keuangan penting
    • risiko usaha
    • kebijakan dividen
  • Pelajari bisnis dari Laporan Tahunan/Laporan Keuangan

Bagaimana sikap value investor untuk perusahaan IPO?

Beberapa fakta obyektif soal perusahaan baru IPO:

  • Volume penjatahan yang belum pasti
  • Kinerja perusahaan pra-IPO belum tentu realistis:
    • kinerja tiga tahun pasca restrukturisasi
    • struktur aset yang diperbaiki, perusahaan sehat bisa berutang, utang itu dibayar dari dana IPO
    • perusahaan buruk bisa menjadi baik, penjualannya kemudian pasca IPO justru turun, dan kemudian write-off piutang2 bermasalah
  • Apalagi kinerja saham pasca IPO di atas, meski sudah setahun, menurut hemat saya, masih belum mampu memberi alasan logis. Ada perusahaan yang model bisnisnya tidak jelas, sahamnya bisa naik ratusan persen. Ada perusahaan dengan model bisnis jelas dari grup terkemuka, tapi sahamnya turun parah (padahal saat IPO publikasinya jelas, laporan keuangan, tahunan, semua ada)

Baca juga: Saat Data Perusahaan Baru Tercatat Tidak Ada (Riset ringkas soal saham-saham baru IPO)

Kami percaya tidak layak mengejar potensi kenaikan saham dari saham IPO karena banyak faktor abu-abu. Apalagi, bumbu spekulasinya terlalu tinggi.

Sebagai investor nilai, kami tetap percaya kinerja saham seperti timbangan perusahaan, sama saja bagi IPO atau saham lama. Kami justru senang dengan saham yang sudah terdaftar 5 tahun di bursa karena kinerja perusahaan dan kredibilitas manajemen justru sudah teruji di sana.

Apakah Ada Pengecualian?

Pada akhirnya, kami kira bisa ada pengecualian yang memperbolehkan kita mencoba mengikuti perusahaan IPO:

  • Investor paham model bisnis perusahaan dengan baik
  • Investor mengetahui rekam jejak integritas manajemen dengan baik
  • Penawaran tersebut mempunyai unsur nilai yang bisa dieksekusi oleh investor dalam jangka panjang

Semoga bermanfaat!


Diterbitkan: 28 Jun 2019Diperbarui: 16 Oct 2024