Awas jangan tertipu oleh kinerja jangka pendek yang terlihat menarik.

Apakah kinerja seperti gambar di atas layak diapresiasi?

Menurut kami tidak. Pelajari bedanya agar kamu tidak tergiur potensi keuntungan palsu!

Mencari Kinerja Jangka Pendek Itu Gampang

Seandainya kamu buat 20 saham pilihan terseleksi berasarkan valuenya. Kamu pasti bisa memilih dan menampilkan saham-saham yang naik minggu ini, seperti di bawah.

Minggu 1: A, B, C, D⠀
Minggu 2: A, C, E, F (A, C, muncul lagi!)⠀
Minggu 3: B, G, H, I (B muncul, mungkin habis turun!)⠀
Minggu 4: J, K, L, M (baru semua! mungkin A, B, C, D, lagi turun)⠀
Kenaikan mingguan, bulanan, itu semua jangka pendek.⠀

Setiap daftar saham akan punya kinerja seperti itu dalam jangka pendek. Gampang sekali bikin daftar lalu mengklaim keberhasilan investasi.

Bagaimana dengan saham yang lagi minus? Setiap minggu saham berubah-ubah. Ada yang naik. Ada yang turun. Yang minus ditampilkan gak? Karena itu penting. Ada kejujuran. Juga ada faktor strategi investasi. ⠀

Strategi Investasi dalam Kinerja Akumulasi

Faktor strategi akan terukur jika investor menghitung kinerja akumulasi SELURUH portofolio atau rekomendasinya.

Investor harus melihat kinerja akumulasi, juga kinerja jangka panjang. Bukan kinerja jangka pendek.

Contoh kinerja Ide Bolasalju per Januari 2019. Kinerja ini bulan depan pasti berubah lagi, bisa naik, atau turun.

Itulah kenapa kami menampilkan kinerja akumulasi. Lihat halaman Ide Bolasalju dan Kinerja Investasi kami. Langkah investasi riil mirip seperti ini.

Investor harus mengapresiasi kinerja akumulasi, bukan kinerja jangka pendek.


Diterbitkan: 26 Feb 2019Diperbarui: 18 Feb 2022