Tulisan ini adalah lanjutan serial Laporan keuangan dari tulisan sebelumnya: (1) Kenapa Harus Mempelajarinya dan (2) Empat Jenis Laporan Keuangan.

Kali ini kita akan lupakan perusahaan yang ada di bursa. Kita akan berkhayal dengan sebuah perusahaan fiksi yang akan kita bentuk persama-sama. Tulisan ini menceritakan kronologi perusahaan dari pendirian hingga setahun perusahaan beroperasi agar kita bisa mengetahui bagaimana laporan keuangan perusahaan tersebut terbentuk. Perusahaan ini kita beri nama PT Xrupux Yang Zlezat, disingkat XYZ. Perusahaan akan memproduksi krupuk olahan hasil dari rumput laut dicampur keju. Rasa krupuk ini sangat lezat dan gurih meski tak perlu tambahan MSG lagi.

Dalam contoh laporan keuangan ini perusahaan akan menyajikan empat periode operasional perusahaan yang disajikan per kuartal. Kuartal I adalah tahap pendirian perusahaan. Kuartal II adalah saat perusahaan menyiapkan infrastruktur. Kuartal III adalah saat perusahaan merekrut pekerja, membeli bahan baku, memulai produksi serta terjadinya penjualan awal. Kuartal IV akan menyajikan struktur lengkap laporan keuangan periode terakhir ketika perusahaan sudah beroperasi penuh, membayar pajak, melakukan pemasaran dan belanja bahan baku untuk tahun berikutnya. Tentu tahap-tahap ini disederhanakan, sebab tak mungkin sebuah perushaan hanya bergerak satu hal saja per kuartal. Tapi ini hanya contoh saja agar sederhana dan mudah dipahami (serta mudah pembuatannya).

Laporan Kuartal I, 31 Maret 2011

PT XYZ berdiri pada 1 Maret 2011 dengan modal investasi Rp100 M. Ini adalah gambaran posisi neraca perusahaan ketika modal sudah disetor:

Tidak ada laporan arus kas dan laporan laba rugi karena ini hanya penggambaran kondisi neraca ketika awal perusahaan berdiri. Dengan masuknya investasi, maka kas dan setara kas bertambah, sementara di posisi kanan posisi kas dalam jumlah yang sama. Laporan ini juga berarti Neraca = Aset - Ekuitas (saat ini Modal saja) = 100 - 100 = 0.

Operasi Perusahaan Kuartal II, 30 Juni 2011

Ini adalah contoh laporan keuangan pada periode ketika perusahaan menyiapkan infrastruktur. Contoh dibuat sangat sederhana.
  • Perusahaan perlu tanah dan bangunan untuk kantor dan pabrik. Pucuk dicinta ulam tiba, ada perusahaan bangkrut yang melego aset tanah, kantor dan pabrik dengan harga cukup murah. (Pos D2, posisi Aset muncul A3)
  • Perusahaan juga membeli mesin pembuat krupuk baru dari Jerman. Mesin ini efisien dengan kapasitas produksi 1 juta ton krupuk per tahun. (Pos D3, posisi Aset muncul A4)
  • Karena kedua transaksi di atas maka posisi Kas D9 berkurang = D7 - D8 (yang merupakan D1+D4+D6), maka hasilnya D9. Posisi D9 akan masuk ke posisi kas di Aset A1. Jumlah total aset tetap 100.000. Neraca bagian kanan juga sama.
  • Laporan laba rugi tidak ada karena perusahaan belum beroperasi penuh.

OPERASI PERUSAHAAN KUARTAL III, 30 September 2011

Setelah infrastruktur siap maka waktunya produksi. Setelah produksi terjadilah penjualan sehingga ada pemasukan. Ini adalah contoh laporan keuangan pada periode ini:

Tak lama setelah mesin dan pabrik siap. Tiba-tiba ada pesanan dari saudara pendiri perusahaan, pemilik jaringan waralaba pecel lele gerobak, mereka perlu kerupuk senilai 30 M. Agar ilustrasi sederhana, tiap bahan baku senilai 20 M akan menghasilkan penjualan krupuk senilai 30 M. Pengeluaran karyawan adalah 100 juta per bulan. Berikut ilustrasinya:

  • Penerimaan dari penjualan krupuk akan masuk pos D1 dan juga C1. Pengeluaran bahan baku masuk pos D2 dan C2.
  • Pengeluaran gaji karyawan tiga bulan = 100 x 3 = 300, karena sifat pengeluaran minus maka ditulis (300) yang masuk pos D3 dan C5. Pos C5 ini kadang juga termasuk alat kantor dan lain-lainnya. Namun di sini hanya disederhanakn saja.
  • Setelah didapat laba kotor (C3), maka setelah dikurangi beban usaha gaji karyawan akan didapat laba usaha 9,7 M (C6). Dari laba usaha ini lalu dibayar pajak senilai 970 juta (C8 dan D4).
  • Setelah dikurangi pajak maka didapat laba bersih 8,73 M (C9). Pos ini dimasukkan sebagai saldo laba di ekuitas (B3). Terlihat posisi neraca sudah berubah sedikit dibanding periode sebelumnya.
  • Posisi kas di akhir periode juga sudah berubah (D10, D11, D12) dan ini mengubah posisi kas di Aset (A1).
  • Saya tidak membuat laporan ekuitas sendiri di contoh ini karena perhitungan laba rugi masih sederhana. Laporan ekuitas bisa dilihat di periode berikutnya.

OPERASI PERUSAHAAN KUARTAL IV, 31 Desember 2011

Dalam kuartal ini terjadi pembayaan pajak, terjadi pemasaran yang gencar untuk menggenjot usaha perusahaan guna pertumbuhan tahun berikutnya, serta adanya pemesanan bahan baku tambahan untuk persediaan, hal ini dilakukan manajemen karena harga bahan baku lagi turun. Ada banyak hal terjadi dalam satu tahun ini, laporan keuangan periode ini juga sudah lengkap dengan laporan ekuitas. Berikut laporan keuangan tahunan PT XYZ:

Apa yang terjadi dalam periode ini? Berikut ilustrasinya:

  • Usaha perusahaan maju pesat. Order datang semakin banyak. Tercatat penjualan senilai 300.000 (D1 dan C1). Dari penjualan ini dibutuhkan beban pokok untuk bahan baku senilai 200.000 (C2). Tapi pada periode ini harga bahan baku yang sebelumnya 20.000 menjadi 15.000. Maka karena dirasa keuangan perusahaan masih cukup kuat, perusahaan memesan bahan baku tambahan senilai 60.000 (masuk dalam pos persediaan A2) atau total belanja 260.000 (D2) yang cukup untuk menghasilkan penjualan senilai 120.000 untuk periode berikutnya. (Catatan: analogi 20 M bahan akan menghaslkan penjualan 30 M, maka karena bahan baku murah, 15 M bahan akan menghasilkan penjualan 30 M). Bisnis perusahaan cerah.
  • Karena merasa prospek bisnis cerah serta kapasitas pabrik masih 50% utilitasnya. Maka perusahaan menggelar program pemasaran besar-besaran nasional roadshow ke internasional menghabiskan bujet 25 M / 25.000 (C4 dan D4).
  • Pembayaran karyawan sama dengan periode sebelumnya yaitu 300 untuk tiga bulan (pos C5 dan D3).
  • Setelah semua dapat terhitung maka bisa dihitung laba usaha sebelum pajak adalah 74.700 (C6) yaitu hasil laba kotor (C3) dikurangi beban pemasaran (C4 dan karyawan C5). Didapat nilai pajak 7.470 (C8 dan masuk pos D5)
  • Dari laporan arus kas akhirnya bisa terlihat kas bersih hasil operasi 7.230 (D6) Data arus kas periode ini (D12) ditambah posisi kas periode sebelumnya (D11) menghasilkan kas akhir periode sebesar 30.960 (D13). Posisi kas ini masuk laporan neraca dalam pos kas (A1).
  • Untuk menghitung perubahan ekuitas kita tinggal memasukkan saldo laba periode sebelumnya (E1) ditambah saldo laba bersih periode ini (E3). Jumlah akhirnya (Saldo Laba pos E4) akan masuk posisi laba (rugi) usaha (B4) pada pos ekuitas (E5 dan B4 sama) di neraca.
Itulah sekilas kronologi terbentuknya laporan keuangan sederhana dari perusahaan fiktif kita. Laporan ini tentu sangat sederhana. Belum ada ilustrasi hutang bank berikut bunga untuk aktivitas pendanaan. Belum ada piutang usaha. Tidak ada depresiasi aset. Dan banyak hal lainnya. Laporannya juga hanya dalam per kuartalan, belum ada laporan tahunan. Tapi secara prinsip apa yang saya sajikan di sini sama persis dengan laporan keuangan publik. Saya juga tidak mengikuti aturan akuntansi yang diatur Bapepam. Sekali lagi ini hanya contoh. Semoga contoh di sini bisa dipelajari secara mudah oleh siapa saja agar setiap orang bisa makin melek membaca laporan keuangan perusahaan. Tentu saja kritik, saran, koreksi ditunggu agar tulisan makin sempurna.

Pada tulisan berikutnya kita akan coba berpetualangan dengan laporan keuangan yang lebih rumit untuk mengenalisa kesehatan perusahaan. Selamat membaca laporan keuangan!


Diterbitkan: 9 Mar 2012Diperbarui: 9 Feb 2022