Forex (foreign exchange) atau pertukaran valuta asing, sebenarnya sebuah hal yang biasa. Namun istilah forex bergeser ke sebuah arena perdagangan mata uang “turunan” dengan bumbu gurih bernama leverage, dengan daya tak terbayangkan. Inilah sekilas pasar forex yang saya kira tepat disebut sebagai kampung judi.

Asal Mula Pasar Mata Uang

Pada jaman dahulu dan sekarang, transaksi mata uang asing sebenarnya sudah biasa. Ia ada transaksi legal dan wajar. Seseorang atau sebuah perusahaan membeli atau menjual mata uang asing—Dolar, Euro, Yen, dll—untuk mendukung operasional mereka. Mata uang asing itu dipakai membeli barang dari pihak asing, atau menjual barang ke orang asing.

Dalam transaksi mata uang asing, pelakunya bisa untung atau rugi. Pembeli bisa rugi jika nilai mata uang asing tersebut ternyata lebih murah di masa depan. Pembeli bisa untung jika ternyata nilai mata uang asing memang naik dibanding saat ia membeli.

Saat ini ada pasar transaksi yang mengaku bernama mata uang, namun kegiatan yang dinamakan pasar forex, sudah bergeser konotasinya. Pasar ini, menurut saya, sudah jadi kampung judi global. Kenapa bisa menyimpulkan begitu? Saya akan menjelaskannya sebentar lagi.

Perbedaan Bursa Forex, Futures, dan Saham

Mari diskusi sebentar untuk mengetahui perbedaan saham, forex, dan satu lagi kami perkenalan yang bernama futures.
  • Saham:
    • memperjualbelikan: saham, waran/right (opsi saham);
    • jenis aset: ekuitas atau permodalan di perusahaan;
    • keuntungan: naiknya harga saham atau dari dividen
  • Forex:
    • memperjualbelikan: sekuritas bernama mata uang, atau komoditas lain;
    • jenis aset: opsi naik, opsi turun, dari aset yang ditawarkan broker
    • keuntungan: Naiknya harga opsi, atau turunnya harga opsi
  • Futures:
    • memperjualbelikan: sekuritas kontrak berjangka komoditas
    • jenis aset: hak untuk kontrak membeli atau menjual komoditas, fisik, atau aset kertas komoditas
    • keuntungan: naiknya harga komoditas, naiknya harga kontrak beli, turunnya harga kontrak jual
Jika bursa saham adalah tempat orang memiliki perusahaan, baik secara jangka pendek atau jangka panjang. Bursa berjangka ada tempat orang transaksi komoditas, entah fisik (untuk JFX: teh, kakao, batubara), aset kertas komoditas. Di pasar forex, saya hanya mengira ini adalah tempat orang berdagang angka saja. Ya, dan melulu hanya angka. Bukankah di forex kita membeli mata uang asing? Ya, bisa jadi begitu. Apakah benar Anda bisa menggunakan dolar yang dibeli di forex untuk membeli benda di toko bebas pajak di sebuah bandara asing? Saya tak tahu. Jika Anda harus menukar aset itu dan perlu mentransfer dananya ke rekening, saya kira itu hanya angka belaka.

Selain segala macam hal tadi, ada sebuah hal yang bikin pasar forex ini makin dahsyat aromanya. Bumbu ini bikin aroma pasar forex makin kuat, entah busuk atau harumnya. Bumbu itu bernama margin.

Bencana Bernama Margin di Forex

Fasilitas margin adalah fasilitas pinjaman dana dari pialang kepada nasabah margin. Untuk setiap dana yang dipinjam nasabah harus membayar bunga yang dihitung harian. Margin akan meningkatkan leverage atau tingkat pengungkitan kekuatan perdagangan seseorang.

Margin itu mirip katrol. Hukum fisika berkata sebuah katrol dengan satu putaran bikin daya angkat separuh lebih ringan. Semakin banyak roda katrol, daya angkat semakin ringan, namun perlu tarikan putaran lebih banyak. Margin juga begitu. Semakin besar fasilitas margin maka daya modalnya akan semakin digdaya.

Sekarang, bayangkan ada fasilitas margin: 1:1000. Pikirkan. Ya, pikirkan pelan-pelan. Bila perlu cari kue manis dan kopi pahit sebelum kembali baca lagi.

Sudah? Kue itu memang manis. Tapi ditambah kopi pahit, maka akan seimbang rasa. Pas.

Margin juga begitu. Jika dari margin itu Anda lagi mengalami keuntungan, maka senangnya akan terasa seperti kue manis itu. Sedap. Tapi tunggu dulu. Ada masa untung. Ada masa rugi. Ketika rugi, pahitnya kopi akan jadi berlipat. Jika pahitnya kopi dan manisnya kue pas, seseorang akan menikmati sensasi pagi yang menyenangkan. Tapi jika pahitnya kopi keterlaluan, atau jika Anda punya masalah dengan perut, kopi pahit itu akan menyakitkan.

Sekarang, pikirkan fasilitas margin 1 dibanding 1000. Uang Rp1 juta mendapat dana seolah-olah Rp1 miliar. Jika untung 1% saja, maka seseorang akan meraup untung Rp10 juta. Manisnya. Tak bisa membayangkan tingkat gula seperti itu. Jika seseorang menikmati dua kali keuntungan seperti ini, ia akan ketagihan. Saya kira seseorang mencecap kue dengan tingkat setinggi margin 1:1000 ini akan terkena diabetes dalam hitungan hari saja.

Lalu datanglah masa pahit itu. Dan saya kira bukan hanya rasa pahit kopi. Sebab semua orang suka kopi. Masa pahit margin saya rasa seperti racun sianida. Bayangkan seseorang rugi 1% dari Rp1 miliar modal yang diperoleh dari margin 1:1000. Rugi  Rp10 juta. Puas? Eh, bukankah modal awalnya Rp1 juta? Berarti. Dia. Harus. Nombok? Iya. Nasabah harus setor dana lagi untuk mengganjal selisih kerugiannya. Tanpa ditutup, dana akan makin menggelembung karena bunga harian terus berjalan.

Di luar sana ada beberapa broker forex yang menawarkan margin jauh lebih tinggi dibanding 1:1000, bahkan ada broker menawarkan fasilitas margin 1:3000. Inilah sesungguhnya bencana nyata di dunia bernama forex.

Bencana bernama margin ini saja sudah membuat forex layak dihindari sejauh-jauhnya. Apalagi ada skema perdagangan lain-lain yang akan membuatnya layak disebut kampung judi.

Forex, Sebuah Kampung Judi Baru

Di pasar forex, ada banyak cara untuk mendapatkan uang.

Cara pertama, adalah lewat kenaikan harga. Mirip saham. Jika Anda beli efek A seharga Rp100, lalu beberapa hari atau bulan kemudian efek A naik jadi Rp120. Ini adalah keuntungan modal. Forex juga bisa seperti itu. Ini wajar dan normal.

Cara kedua, adalah lewat penurunan harga. Skemanya mirip opsi jual. Hampir mirip shorting. Anda membeli opsi jual efek B seharga Rp100. Anda berharap efek ini akan turun. Ketika harganya menyentuh Rp90, Anda menjualnya, selisih Rp10 adalah keuntungan Anda.

Dari dua skema itu, ada banyak cara lain untuk mencoba mendapatkan uang. Salah satunya, misalnya, seseorang menebak USD dan RMB akan selalu berlawanan. Jika USD kuat, RMB turun, dan sebaliknya. Maka seseorang bisa membuat skema opsi naik USD dan opsi turun RMB. Jika keduanya tepat, untungnya dobel. Jika keduanya salah, mantaplah nestapanya.

Jadi, apa pandangan awam seperti Abda dan saya tentang skema model seperti pasar bernama forex? Tentu saja, ini mirip perjudian. Apalagi dibumbui dengan tingkat margin maha dahsyat, maka saya tak ragu lagi, forex adalah sebuah kampung judi baru.

Legalitas dan Perlindungan Pasar Forex

Dari survei beberapa situs broker forex, saya lihat mayoritas pelakunya adalah entitas asing. Artinya apa, sebenarnya memang ini permainan global untuk spekulasi uang belaka. Mana ada sebuah sarana investasi dengan modal minimum $1, kecuali untuk memancing orang di depan toko untuk masuk dalam permainan yang lebih besar. Katakanlah seseorang berniat modal $1 dan memang dia bisa untung hingga $10, atau sampai $100. Saya kira biaya penarikan uang dan biaya kursnya ke rupiah (jika diinginkan) sudah lebih besar dari dana yang diperolehnya.

Maka saya menduga kuat target broker forex adalah orang-orang kaya yang tak paham mekanisme pasar spekulasi semacam ini. Hanya spekulasi. Mereka biasanya dibimbing bertransaksi di awal oleh sales atau marketing. Setelah untung besar, biasanya mereka menambah dana lebih besar berharap keuntungan lebih dahsyat. Pada saat itulah setelah nasabah tidak akan menambah dana tiba-tiba akan datang masa sulit. Syukur-syukur jika nasabah hanya kehilangan dana modalnya saja. Bagaimana jika harus membayar utang?

Berbicara legalitas, di pasar saham seperti Bursa Efek Indonesia, regulator berfungsi sebagai pengatur dan pengendali semacam ini. Ada aturan batasan margin, efek apa yang diperbolehkan margin, dan mekanisme operasionalnya. Bagaimana dengan perlindungan dan pengendali forex?

Dalam hal informasi, jika saya mendapat informasi harga efek C seharga Rp500, maka Anda juga akan dapat sama. Bagaimana harga di pasar forex terbentuk? Siapa yang bisa menjawab? Jangan-jangan harga di layar saya berbeda dengan harga di layar Anda?

Saya sering mendengar cerita buruk pasar forex ini.

Bolasalju Tidak Menyarankan Forex

Bolasalju tidak menyarankan siapa saja terjun ke dunia abu-abu bernama "forex" ini.

Jika Anda beragama Islam, saya sangat yakin jenis dan model transaksi ala forex ini sudah tidak sesuai fikih Islam, atau syariah. Margin mungkin sudah membuat transaksi mendekati tidak halal. Apalagi margin seribu kali lipat. Belum kita bicara shorting, yang kemungkinan membuat tidak halal. Lalu kita bicara ketidakjelasan asal muasal aset keuangannya, bagaimana harga terbentuk, apa aset di belakangnya, dst. Terakhir kalau kita bicara mekanisme mendapatkan keuntungan dari pertaruhan atas dan bawah. Sangat menyedihkan ada sebuah situs panduan forex yang mengklaim transaksi di pasar forex secara fikih Islam sama dengan transaksi mata uang asing. Jelas berbeda. Yang satu menukar rupiah menjadi dolar. Yang satu menukar rupiah menjadi aset apa di sebuah meja judi global.

Kecuali memang Anda niat berspekulasi belaka. Orang spekulasi tahu batasan risikonya. Ibarat seseorang ke arena judi, ia sudah menghitung dan rela uang hangus. Itulah spekulasi belaka. Ada yang bilang pasar saham juga ada unsur spekulasinya. Tentu saja, setiap hal di kehidupan ini ada unsur spekulasinya, kan? Berdagang juga ada unsur spekulasi dalam model lain, ia bisa rugi jika tak laku, bahan makanan basi, tutup usaha, dst. Saham bisa menjadi spekulasi belaka tanpa analisa mendalam, berperan di pasar turunan saham, atau jika kita terlibat di shorting. Jika seseorang membeli saham untuk membeli sebuah perusahaan, memilikinya, dan mendapatkan dividen, maka hukum perumpamaannya sama saja dengan mendirikan perusahaan sendiri.

Kedua pasar ini, saham dan dagang, punya model bahwa untung dan rugi atas dasar sama-sama jelas dan terukur, ada sebuah kerangka finansial dan nyata di balik harga-harga (saham dan dagangan) yang beredar. Tanpa margin, seseorang rugi di pasar saham pun tak bakal sampai habis bis orangnya. Kecuali ia berspekulasi di emiten bobrok menjelang kebangkrutan.

Jadi sudah jelas, saya tak ragu lagi, silakan dikabarkan kepada teman, tetangga, keluarga, mantan pacar, dan siapa saja. Kabarkan bahwa bahwa “pasar forex” adalah kampung judi.


Diterbitkan: 29 Sep 2017Diperbarui: 18 Feb 2022