Selain mengatur portofolio terpisah untuk tujuan keuangan anak, ada cara lain berinvestasi untuk anak. Ini adalah cerita kami mengajari dan mengalokasikan portofolio investasi saham untuk anak.
Dua Cara Investasi Saham untuk Anak
Cara umum berinvestasi untuk tujuan keuangan anak di masa depan biasanya mengalokasi portofolio investasi terpisah: baik melalui reksadana atau portofolio saham.
Cara lainnya agak tidak lumrah tapi pernah dicontohkan oleh legenda fund manajer Peter Lynch, yaitu mengajari anak investasi saham dan mengizinkan memilih sahamnya langsung.
Tapi… tunggu.. orang tua saja belum tentu berhasil investasi saham. Kenapa berpikir untuk anak? Saya ingin cerita bagaimana kami mengajari dan mengalokasi portofolio investai saham untuk anak. Soalnya pas mereka banyak duit dari “fitrah” lebaran.
Yuk langsung saja mumpung uang “fitrahan” itu belum habis ?
Uang Fitrahan atau Angpao Ditabung Di Mana?
Anak-anak biasanya mendapat rejeki uang—seperti angpao—ketika silaturrahmi ke kakek/nenek, paman/bibi, atau keluarga dan handai taulan lainnya. Begitu juga anak saya. Ketika balik mudik kadang dompet anak jauh lebih berisi dibanding dompet ayahnya. Setelah mulai bisa mengatur uang jajannya, uangnya ditabung di rekening banknya sendiri. Karena ia cukup besar, kami kenalkan dia investasi saham. Maka sejak 2015 (usia 9 tahun) dia punya portofolio investasi sahamnya sendiri.
Kenapa Tidak Tabungan/Deposito?
Pertimbangan pertama adalah karena anak saya sudah paham pengertian, tujuan, dan maksud investasi. Ini penting.
Pertimbangan kedua, dia sudah tahu metode menabung saham mendapat hasil lebih banyak daripada di tabungan. Hasil dividennya yang setara 1-2%, bahkan ada yang lebih, secara rata-rata sudah lebih baik dibanding tabungan atau deposito.
Pertimbangan ketiga, sebagai pengajaran.
Metode Pengelolaan Investasi Anak
Metode pengelolaan investasi anak dilakukan mendekati paradigma investasi berkala atau pasif, bukan investasi aktif. Saham-sahamnya hanya tiga: ada perusahaan retail, makanan, dan bank. Saya berusaha membelikan saham setiap awal bulan dengan jumlah 1 lot. Hingga uangnya habis. Saham portofolio anak tidak pernah dijual atau hanya beli saja sejak 2015. Hanya ada sekali penjualan dan menukar dengan saham lain karena ada saham baru yang dikenal anak kami. Argumennya juga untuk diversifikasi.
Pemilihan sahamnya cukup sederhana. Dalam obrolan santai, kami sering berbagi cerita. Kadang ngobrol tentang produk perusahaan ini atau itu. Saya lalu nyeteluk, ini ada sahamnya, lho. Itu juga ada. Biasanya saya saring saham-saham yang dikenal cukup bagus, dan dikenal anak-anak. Saya ajari kriteria-kriteria perusahaan yang bagus jika utangnya lebih sedikit dibanding pesaingnya. Lain waktu si sulung ini tanya lebih detil tentang perusahaan-perusahaan yang dia suka. Dia tidak mengerti PER, PBV, PEG, dan semacam itu. Lalu dia mulai melobi ke saya, katanya mau beli saham ini. Begitu saja, pilihannya ke dua saham tadi. Setelah dia buat keputusan, dia memberikan uangnya (kas) ke saya. Saya transfer ke rekening, lalu saya belikan sahamnya.
Mulai Juli 2017 portofolio anak menempati rekening sekuritas terpisah. Ada tambahan kas baru yang jumlahnya besar. Dana tabungan adiknya juga ditempatkan di rekening ini. Untuk alasan privasi kami tidak menampilkan besar dana rekening anak, namun hanya indeksnya saja seperti terlihat di atas. Kalkulasi indeks dengan metode reksadana dari basis awal 1.000.
Peringatan: Namun tetap hati-hati dalam memilih sahamnya. Anda bisa belajar dari produk riset kami atau mengikuti seri edukasi video gratis di YouTube secara tuntas.
Perjalanan Kinerjanya
Berikut adalah hasil perjalanan kinerja investasi anak yang dulu disebut sebagai Portofolio Berkala. Rekap kinerja juga bisa dicek di arsip kinerja.
Kami sudah menghentikan pelaporan kinerja portofolio di atas hingga November 2022.
Detail Cerita Investasi Saham untuk Anak
Bagi yang masih punya waktu, Anda bisa ikuti ceritanya melalui video di bawah ini.
Dengarkan bahasan kami tentang bagaimana mengenalkan investasi saham untuk anak melalui podcast terbaru ini. Pelajari bagaimana cara kami mengenalkan investasi saham ke anak. Bagaimana metode investasinya? Bagaimana pemilihan sahamnya? Apakah benar anak disuruh memilih langsung?
Kami juga berbagi sedikit tips untuk mengajak anak memahami kebutuhan dan keinginannya, melek finansial, dan bagaimana bisa menabung hingga investasi saham.
Bagi pembaca Bolasalju, Anda mungkin pernah membaca melalui dua artikel berikut:
- Mempercayai Indonesia, artikel asli yang bercerita soal investasi saham anak
- Portofolio Saham Anak, artikel untuk memantau kinerja investasi saham anak
Sponsor produk Bolasalju: Pengelolaan Portofolio Alpen yang disediakan bagi pelanggan riset Saham Bolasalju memakai metode yang mendekati investasi berkala seperti ini. Dapatkan riset beserta contoh model portofolionya.
Diterbitkan: 14 Jun 2019—Diperbarui: 30 Aug 2023