Kekayaan Anda terancam oleh inflasi? Yuk, cari tahu tentang Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)! Selama 10 tahun terakhir, IHSG telah berhasil mengungguli inflasi di Indonesia, loh!
Apa itu Inflasi?
Inflasi adalah merosotnya nilai uang karena banyaknya dan cepatnya uang beredar sehingga menyebabkan naiknya harga barang-barang (lihat KBBI). Secara sederhana, inflasi kita definisikan sebagai turunnya daya beli uang. Uang dalam jumlah sama seiring waktu tidak mampu untuk membeli barang yang senilai atau sama.
Inflasi Indonesia 10 Tahun Terakhir
Inflasi Tahunan Umum Indonesia 10 Tahun Terakhir (2013-2022), Sumber: BPS dan BI, diolah dari riset Bolasalju. Sertakan kutipan dengan kredit “Bolasalju.com” dan link ke artikel ini.
Dari data inflasi Indonesia 10 tahun terakhir, mengacu ke periode 2013-2022, rata-rata inflasi tahunan umum Indonesia selama 10 tahun adalah 4,16% per tahun. Menggunakan kalkulasi akumulasi penurunan nilai setelah inflasi 10 tahun, nilai uang secara akumulatif naik 49,99% (4,14% YoY).
Inflasi tahunan umum adalah rata-rata kenaikan harga dari seluruh barang yang disurvei oleh Badan Pusat Statistik dalam setahun. Karena bersifat rata-rata inflasi umum, kita harus paham bahwa mungkin ada biaya yang naiknya kurang dari rata-rata itu; di sisi lain, ada biaya yang kenaikannya lebih besar dari angka tersebut.
Kinerja IHSG 10 Tahun Terakhir
Dari statistik sejarah kinerja IHSG 10 tahun terakhir (2013-2022), seorang investor mendapat keuntungan sebesar 58,7% atau setara 4,73% jika disetahunkan. Uang Rp100 juta diinvestasikan sejak awal 2013 akan menjadi Rp158,7 juta pada akhir 2022.
Perolehan Riil IHSG Setelah Inflasi 10 Tahun
Meskipun bursa mengalami performa yang buruk dan tingkat inflasi yang tinggi dari 2013 pun, ternyata IHSG masih mampu mengalahkan inflasi selama periode 10 tahunan terakhir. Meskipun selisihnya perolehan riil (real return) tidak banyak hanya 0,59% YoY, tapi ini adalah bukti nyata bahwa IHSG mampu mengalahkan inflasi.
Keunggulan berinvestasi di pasar modal adalah peluang keuntungan majemuk tahunan dari pertumbuhan jangka panjang perusahaan-perusahaan yang ada di dalamnya.
Ada baiknya kita juga membandingkan performa 20 tahun di bawah ini.
Perolehan Riil IHSG Setelah Inflasi 20 Tahun
Dari data di atas, selama 20 tahun terakhir, akumulasi inflasi tercatat sebesar 194,88%. Sementara itu IHSG selama 20 tahun terakhir mampu menorehkan kinerja akumulasi sebesar 1.512,12%. Perolehan riil atau real return tersisa sebesar akumulasi 1.317,24% atau 9,36% YoY.
Ini adalah bukti nyata selama 20 tahunan IHSG selalu mampu mengalahkan inflasi.
Mungkin ada yang mengkritisi bahwa periode ini kebetulan saja terpilih. Argumen bahwa performa IHSG yang besar di masa awal 2013 menyumbang selisih yang besar.
Baiklah, kita buktikan lagi dengan awal mulai tahun yang buruk seperti pada 2008.
Perolehan Riil IHSG Setelah Inflasi 14 Tahun Dari Awal Terburuk Tahun 2008
Dari data di atas, seandainya ada seorang investor memulai investasi dari awal tahun yang buruk seperti pada 2008, ternyata perolehan riilnya setelah inflasi masih ada sisa 51,25% atau 1,62% YoY (CAGR 14 tahun).
Kesimpulan
Dari seluruh data-data di atas, kami bisa membuktikan bahwa IHSG bisa mengalahkan inflasi di Indonesia dalam jangka panjang.
Namun masih ada masalah, hingga saat ini tidak ada instrumen investasi yang bisa menampung seluruh saham-saham seperti IHSG. Jadi investor tidak ada pilihan untuk mengakses IHSG.
Untuk itulah investor cerdas harus mencari alternatif strategi yang jitu. Strategi sederhananya adalah berani menyerap risiko dalam saham-saham yang aman, kuat, dan punya profitabilitas dalam jangka panjang. Kinerjanya dalam jangka panjang diharapkan lebih baik dibanding IHSG serta tentu saja bisa mengalahkan inflasi.
Diterbitkan: 14 Feb 2023—Diperbarui: 30 Aug 2023