Dengarkan Versi Podcast

Ikuti Podcast Bolasalju di Spotify atau Apple Podcasts.

Fluktuasi adalah Fitur di Pasar Modal Fluktuasi

Fluktuasi artinya fenomena kenaikan atau penurunan yang terjadi di pasar saham. Ada naik, ada turun.

Fluktuasi akan selalu terjadi. Faktanya, itu selalu terjadi. Terjadi setiap hari. Pagi hari ini pasar saham bisa naik, sore hari bisa turun. Atau sebaliknya, pagi hari bisa turun, sore hari bisa naik. Dalam seminggu, bisa tiga hari naik, dua hari turun; bisa satu hari naik, empat hari turun. Dan seterusnya.

Begitu pula dalam bulanan dan tahunan. Dalam setahun terakhir, bursa turun di awal tahun, sempat naik di bulan Maret 2024, lalu turun terus hingga paling parah di bulan Juni 2024. Setelah itu bursa sempat naik, hingga turun lagi di awal bulan Agustus 2024. Setelah itu bursa masih tren naik terus hingga sekarang.

Pertanyaannya, apakah selanjutnya masih naik? Apa selanjutnya masih turun? Keduanya, secara probabilitas, pasti akan terus terjadi.

Fluktuasi akan terus terjadi. Fluktuasi di pasar saham selalu ditakuti.

Pelaku pasar takut ketinggalan periode kenaikan. Inilah fenomena fear of missing out, ketakutan yang datang dari sifat serakah manusia. Apalagi jika mereka tidak punya posisi di pasar modal.

Di sisi lain, bagi mereka yang punya posisi di saham, mereka takut ada peluang pasar saham turun. Mereka takut harus merealisasikan kerugiaannya. Mereka takut kehilangan uang.

Kedua fenomena itu akan terus terjadi. Fluktuasi memang akan terus jadi.

Yang Terjadi di Pasar Modal

Agar pembahasan relate dan masuk akal, kita sebaiknya melihat fakta yang terjadi di pasar modal, yaitu dengan mengikuti kinerja Indeks harga Saham Gabungan.

“Fluktuasi Musiman di IHSG Selama 20 Tahun Terakhir 2004-2023”
Fluktuasi Musiman di IHSG Selama 20 Tahun Terakhir 2004-2023

Selama 20 tahun terakhir, dari periode awal tahun 2004-2023, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mempunyai fakta berikut:

  • Probabilitas pasar akan positif setiap bulan adalah minimal 45% dan maksimal 95%
  • Probabilitas pasar akan positif selama 20 tahun 65%.

Dari seluruh kinerja plus dan minus setiap bulan, pada akhirnya akan menggambarkan kinerja total dalam jangka panjang.

Langkah yang Diambil Pelaku Pasar

Apakah Anda bisa menebak waktu fluktuasi tersebut sheingga bisa masuk pasar di saat yang terbaik? Semua orang inginnya seperti itu. Kita tidak perlu susah payah. Jadi hanya masuk ketika peluangnya positif.

Untuk mencapai hal itulah banyak hal yang dilakukan pelaku pasar, peneliti, akademisi, pengamat pasar modal untuk mencari peluang yang terbaik agar untung di pasar modal.

Mereka berusaha menciptakan berbagai metode untuk menebak pergerakan pasar. Mereka berusaha membuat berbagai sistem dan strategi untuk mengalahkan fluktuasi itu. Mereka ingin lebih pintar dari fluktuasi itu.

Mereka menciptakan berbagai metode untuk menebak pergerakan pasar. Mereka mengamati grafiknya, pola volume, nilai transaksi, selisih statistik, pola grafisnya, dan berbagai metode lainnya.

Tetapi faktanya, dari ratusan buku investasi saham yang kami pelajari dari berbagai metode, kami hanya menjumpai mereka yang berani menguji dirinya dan memperoleh hasil adalah investor jangka panjang.

Pertanyaannya, apakah metode menebak arah pasar itu tidak relevan? Kami tidak tahu. Silakan tanyakan kepada pencipta metode menebak arah pasar itu.

Untuk menjawab pertanyaan fluktuasi ini, kami ingin mendiskusi dua hal berikut.

Fakta di Pasar Modal

“Kinerja IHSG Selama 20 Tahun Terakhir 2004-2023”
Kinerja IHSG Selama 20 Tahun Terakhir 2004-2023

Selama 20 tahun dari periode tahun 2004-2023, IHSG memperoleh kinerja berikut:

  • Return total 951,1% atau hampir 11 kali lipat.
  • Setara 12,48% YoY (disetahunkan). Dihitung memakai kalkulasi CAGR.
  • Uang Rp100 juta menjadi Rp1,05 miliar di IHSG

Sementara itu LQ45 selama 20 tahun (2004-2023) memperoleh kinerja berikut:

  • Return total 539% atau hampir 7 kali lipat
  • Setara 9,71% YoY (disetahunkan).
  • Uang Rp100 juta menjadi Rp638 juta di LQ45

Sayangnya, hingga hari ini belum ada indeks yang mempunyai himpunan saham sebanyak IHSG atau mendekati IHSG. Hingga hari ini juga tidak ada reksadana indeks yang memakai IHSG.

Perjalanan Kami Menghadapi Fluktuasi

Ini adalah evaluasi dari kinerja Portofolio Alpen yang memakai strategi investasi dari himpunan saham yang mirip dengan saham-saham dalam indeks LQ45. Portofolio Alpen memakai strategi investasi beli-simpan (buy and hold) dengan waktu transaksi di awal bulan Januari, April, Juli, dan Oktober saja.

“Kinerja Portofolio Alpen hingga Agustus 2024”
Kinerja Portofolio Alpen hingga Agustus 2024

Semua kinerja di atas kami lakukan tanpa perlu transaksi harian. Semua kinerja di atas kami lakukan tanpa perlu menebak saham-saham apa yang bakal naik atau turun. Semua kinerja di atas kami peroleh tanpa perlu bersusah payah mengganggu waktu pekerjaan atau mengganggu aktivitas lainnya.

Pasar saham adalah tempat banyak pemlik dana mencoba berspekulasi untuk memperoleh keuntungan dari pihak-pihak yang ada di sana. Semua orang punya pemikiran yang sama ingin untung. Tapi semua orang punya cara dan pemikiran yang berbeda. Atas terjadinya berbagai transaksi yang mewakili banyak kepentingan dan strategi itulah terjadilah fluktuasi.

Salah satu contoh fenomena yang sering terjadi adalah jika ada aliran dana dari investor luar negeri, sering terjadi pasar modal kita memperoleh kinerja positif. Sebaliknya, jika terjadi keluarnya dana dari pasar modal kita, maka pasar modal sering kali negatif karena aksi jual yang masif.

Aliran dana terus berputar antara instrumen keuangan berisiko seperti pasar saham dan instrumen yang relatif bebas risiko seperti obligasi pemerintah. Jika suku bunga obligasi pemerintah dianggap lebih menarik, terjadi aliran dana keluar. Jika suku bunga obligasi dianggap kurang menarik, maka terjadi aliran dana masuk ke pasar modal.

Hal itu terus terjadi. Fluktuasi akan terus terjadi.

Bagaimana Cara Kami Mengantisipasi Fluktuasi?

Hal pertama yang penting adalah merangkul fluktuasi itu. Kita harus bersahabat dengan fluktuasi. Fluktuasi di pasar saham adalah alamiah (natural).

Cara kami untuk menghadapi inflasi adalah kita fokus berinvestasi untuk jangka panjang. Kita terus fokus untuk berinvestasi di perusahaan-perusahaan yang bagus. Kita terus memilih saham-saham dari perusahaan yang produk atau jasanya kira-kira akan dibeli konsumen dalam waktu yang lama.

Kita berteman dengan fluktuasi selamanya. Saat fluktuasi itulah kita manfaatkan pergerakannya untuk membeli saham perusahaan-perusahaan yang bagus tersebut ketiga harganya sedang lebih rendah. Kita juga manfaatkan fluktuasi jika harga saham memperoleh kenaikan.

Dalam strategi pasif yang sederhana, kita bersahabat dengan fluktuasi yang bisa menawarkan saham-saham bagus di harga relatif murah.

Dalam strategi aktif dengan mengikuti paradigma investasi nilai, kita memanfaat fluktuasi untuk membeli saham di harga murah dan menjual saham di harga yang terapresiasi atau layak.

Dengan fluktuasi, kedua strategi investasi tersebut bisa mendapat pertumbuhan jangka panjang dari saham-saham yang sudah kita simpan di portofolio. Pertumbuhan itu akan datang jika perusahaan mencatatkan kinerja pertumbuhan laba yang bagus serta dari peroleh dividennya.

Kami percaya dalam jangka panjang kita ikut tumbuh bersama perusahaan itu meski terus bersama fluktuasinya.



Diterbitkan: 17 Sep 2024Diperbarui: 18 Sep 2024