Apa itu Ekspektasi Analis?

Ekspektasi analis adalah laporan atau pendapat yang dibuat oleh analis saat mengomentari kinerja sebuah perusahaan terbuka. Analis bisa individu, analis di sebuah rumah sekuritas (brokerage house), atau analis di lembaga keuangan lainnya seperti bank investasi, asuransi, lembaga pensiun, dll.

Ekspektasi analis biasanya berisi pendapat atau panduan tentang bagaimana performa perusahaan atau saham yang akan terjadi di periode laporan keuangan berikutnya. Analis biasanya memprediksi kenaikan, penurunan, stagnasi atau hal-hal lain yang diperkirakan akan terjadi pada sebuah perusahaan.

Dari Mana Ekspektasi Analis Datang?

Manajemen perusahaan terbuka (emiten), khususnya perusahaan besar, biasanya ada yang memberi panduan tentang bagaimana kinerja perusahaan di masa depan. Misalnya, apakah pendapatan diperkirakan tumbuh atau turun. Namun, ada perusahaan yang tidak memberi panduan sama sekali dan cenderung menghindari prediksi semacam itu.

Analis biasanya membuat prediksi atau ekspektasi atas kinerja perusahaan meskipun manajemen tidak memberi panduan. Jika manajemen memberi panduan, tentu saja pekerjaan analis bisa lebih mudah karena ada semacam jangkar yang menjadi awal bagi analisis mereka.

Namun, manajemen yang memberi panduan akan kinerjanya juga punya risiko bahwa ekspektasi mereka bisa tidak terjadi. Maka, mereka bisa menanggung risiko atas kesalahan itu.

Dari mana datangnya ekspektasi analis? Asal ekspektasi biasanya datang dari sejarah kinerja perusahaan. Perkembangan ekonomi yang mempengaruhi kinerja perusahaan, apakah dari kenaikan/penurunan bahan baku, biaya operasional yang naik, atau beban atau pajak yang naik.

Ekspektasi Tercapai atau Tidak

Anda akan menjumpai banyak kata-kata “kinerja melebihi ekspektasi kami” atau “kinerja di bawah ekspektasi kami” di musim publikasi laporan keuangan saham.

Pertanyaannya, seandainya kinerja perusahaan melebihi ekspektasi analis, manajemen atau analisnya yang lebih pintar?

Seandainya kinerja perusahaan di bawah ekspektasi, siapa yang underperform?

Tapi analis terjun di sebuah industri yang penuh persaingan dan kepentingan. Analis perusahaan kompetitor memprediksi harga saham tumbuh 15% dengan basis laba tumbuh 10%. Maka datanglah “estimasi” dan “ekspektasi” sebagai penyelamat muka semua orang. Kita pakai saja 10%.

Misal: ada fakta historis pertumbuhan laba 10% YoY. Maka membuat prediksi laba tumbuh 8% atau 9% sebenarnya aman saja, kan?

Menebak adalah permainan mudah. Hal yang sulit adalah bersikap atas apa yang kita katakan sendiri.

Kenapa Diskusi Atas Ekspektasi Analisis Perlu?

Fakta ini jarang dibicarakan atau disinggung. Ini mungkin hal tabu di industri ini.

Padahal panduan, pendapat, atau sudut pandang yang disampaikan oleh analis di analisis sahamnya punya pengaruhnya besar buat pihak lain.

Investor umum atau awam, media massa online/offline, dan siapa saja—sebagai konsumen analisis tersebut—akan membuat keputusan, menyampaikan opini lain, atau sebagai basis atas hal-hal penting lainnya yang bisa mempengaruhi keuntungan atau kerugian.

Keuntungan dan kerugian atas kesalahan ekspektasi yang bisa mengubah masa depan banyak orang.

Contoh:

  1. Laporan sebelumnya: “Kami ekspektasikan laba akan tumbuh 10%”, meski dengan tambahan asumsi dan disclaimer.
  2. Laporan terbaru: “Laba ini di bawah ekspektasi kami.”

Mereka yang membaca laporan di angka 1 biasanya akan cenderung bersikap “bullish” atas saham itu.

Dengan cara penyajian atas kalimat seperti di angka 2 dan sikap mereka setelahnya, kami asumsikan mereka tidak akan pernah accountable atas pendapat mereka.

Ya, mereka sudah memberi disclaimer. Betul, kami tahu ada tambahan asumsi dan segala macam. Tapi arah pemberian pendapat dan narasi setelahnya tidak menyatakan hal itu.

Analis tidak akan pernah salah. Itu kritik kami. Karena cara penyajian dan sikap mereka yang tidak pernah bisa disalahkan, maka lembaga tempat mereka bernaung juga tidak pernah akan disalahkan.

Bayangkan seseorang tidak pernah bisa disalahkan atau mengakui kekeliruan. Padahal namanya manusia pasti bisa keliru. Akibatnya, lembaga tempat mereka bernaung, siapa yang menggaji mereka juga tidak pernah akan disalahkan.

Ini akan menjadi efek berganda. Tanpa ada akuntabilitas, siapa saja akan senang memakai kata “sesuai ekspektasi”, “di bawah ekspektasi”, dan “di atas ekspektasi” berulang kali. Ini akan dilakukan terus menerus, termasuk oleh lembaganya, dan tentu dengan tujuan dan kepentingan mereka masing-masing.

Hati-hati menjelaskan ekspektasi ke pihak lain.

Sikap dan Ekspektasi Kami

Kami sendiri juga punya analisis dan berbagi pandangan atas data dan fakta yang kami pelajari atas kinerja perusahan dan sahamnya tertentu.

Pendiri Bolasalju sejak awal punya prinsip tidak akan mengandalkan ekspektasi, prediksi, atau apa pun namanya yang modelnya tebak-tebakan.

Semua analisis yang Anda baca di Riset Bolasalju datang dari tebakan hati-hati diiringi peringatan bahwa itu semua bisa salah. Kalau tebakan kami salah, kami akan bilang.

Manusia nature-nya bisa salah. Maka membuat prediksi akan selalu mengundang kesalahan. Tidak ada analis yang tidak bisa salah.

Kami percaya ada hal yang lebih penting daripada ketepatan prediksi, yaitu: kita semua—analis, investor, dan manajemen—harus terus mengurangi kesalahan, bertindak hati-hati, dan terus mempelajari apa yang baik dan buruk dari bisnis perusahaan di masa depan.

Dengan cara terakhir inilah kita membangun nilai bersama.


Diterbitkan: 26 Jul 2024Diperbarui: 27 Jul 2024