Banyak orang kagum dengan kinerja Warren Buffett menghasilkan hasil investasi dahsyat dari ratusan ribu dolar di awal karirnya hingga menjadi milyaran dolar. Namun sedikit yang meneliti know-how-nya. Kenapa dan bagaimana ia bisa seperti itu?

Salah satu yang sering dilupakan banyak orang adalah faktor “nilai” yang dibuat oleh Warren Buffett. Jadi, sebagai investor nilai, Buffett tidak hanya mencari dan mengeksekusi nilai. Tapi ia sendiri menciptakan nilai itu.

Apa nilai Buffett yang layak kita pelajari? Etika. Kepemimpinan. Gaya investasinya. Dan juga Berkshire Hathaway sebagai pelindung nilai korporasi Amerika.

Artikel ini akan fokus di hal terakhir itu saja.

Kenapa banyak perusahaan lebih memilih bergabung dengan Berkshire alih-alih dibeli mahal via skema leveraged buyout (LBO)? LBO adalah skema membeli semua saham pemilik dengan modal utang lalu membawa perusahaan go private. Kadang beban utang tersebut tak cukup dibayar dari laba perusahaan yang sebelumnya biasanya kuat neracanya. Sudah banyak kasus beberapa perusahaan terbuka atau kecil memilih bergabung dengan Berkshire. Padahal seandainya mereka dibeli oleh aktivis LBO, bisa jadi pemegang sahamnya dapat duit lebih banyak.

Banyak yang mengkritik keterlibatan Buffett atau cara yang dilakukannya sebagai hal negatif, seperti keserakahan, pemaksaan posisi, atau kapitalisasi keterkenalannya sebagai investor tersohor. Padahal, yang terjadi tidak begitu. Hal ini dikonfirmasi oleh Larry Cunningham dalam Berkshire Beyond Buffett.

Meski tidak karena LBO, Mrs. Rose Blumkin menjual usaha furniturenya ke Berkshire karena ia tidak ingin usahanya hancur atau hilang kalau ia meninggal. Buffett dan Berkshire menjamin hal itu. Begitu pula manajemen Scott & Fraser (penerbit World Book Encyclopedia) lebih memilih Buffett sebagai sosok pelindung manajemen daripada dibeli Ivan Boesky yang punya stigma negatif. Dan banyak sekali perusahaan-perusahaan lain yang generasi pendirinya tidak ingin usahanya hilang dari sejarah memilih bergabung dengan Berkshire. Pasca menjual sahamnya, mereka dapat uang “pensiun”, kadang diganti saham Berkshire Hathaway, dan masih bisa memimpin perusahaannya hingga mereka merasa tidak mampu lagi.

Buffett menciptakan nilai itu lewat usahanya selama 50 tahun lebih. Sabar. Disiplin. Satu akuisisi demi akuisisi. Buffett juga terkenal dengan gaya—memakai istilah Jawa—nguwongke—mengorangkan manajemen di bawahnya. Mereka mendapat kepercayaan penuh tanpa perlu kontrol detail dari Buffett, sementara ia menuntut kesungguhan dan integritas penuh dari mereka. Dengan personality dan gaya manajemen unik yang tidak bisa dibandingkan dengan manajer terkemuka lainnya seperti Jack Welch dan Sam Walton. Apa Anda bisa membayangkan deal jual beli perusahaan tanpa due diligence rumit dan hanya berbekal jabat tangan? Warren Buffett sering melakukannya. Dan banyak orang tertarik dengan nilai yang dibuatnya.


Diterbitkan: 22 Jul 2019Diperbarui: 18 Feb 2022