Di era perdagangan saham yang serba elektronis, mengetahui harga rata-rata pembelian saham adalah perkara mudah. Cukup dengan mengakses menu portfolio (kebanyakan namanya ini), lalu kita bisa mengetahui komposisi seluruh saham koleksi kita, mulai dari jumlah lot, jumlah lembar saham, harga aktual yang selalu bergerak, dan juga harga rata-rata. Dari harga rata-rata inilah kita akan dengan mudah mengukur kerugian/keuntungan investasi dibandingkan pergerakan harga aktual. Dengan data yang mudah diperoleh, kenapa kita harus mencoba hitung lagi?

Ada masalah dengan harga rata-rata yang ditampilkan di perangkat lunak transaksi saham. Kalau kita hanya melakukan pembelian, pembelian, dan pembelian saja, maka harga rata-rata itu seharusnya akurat. Tapi langkah operasi investasi tidak mungkin demikian. Kadangkala kita menjual. Kalau setelah penjualan tersebut saham kita habis, itu tidak masalah, karena kalkulasi keuntungan/kerugian cukup jelas. Masalahnya bagaimana kalau kita pernah menjual sebagian saham dalam posisi lebih rendah atau lebih tinggi dari pada harga rata-rata terakhir? Ternyata harga rata-rata yang tampil jadi tidak benar!

Untuk itulah kita perlu menghitung harga rata-rata pembelian saham kita secara benar.

Perhitungan harga rata-rata sebenarnya cukup mudah. Harga rata-rata adalah total nilai kedua transaksi dibagi dengan jumlah lembar saham.

Lebih mudahnya kita gunakan ilustrasi (ilustrasi perhitungan harga rata-rata mengabaikan biaya transaksi) di bawah ini :

NomorHARGA PEMBELIAN (1)Lot (2)Jumlah Saham (3)Nilai Saham (4)
11.000105.0005.000.000
2900105.0004.500.000
3920105.0004.600.000
Total/Harga Rata-Rata9403015.00014.100.000
Dari tabel di atas, bisa lihat bahwa untuk memperoleh harga rata-rata, kita cukup membagi dari jumlah total nilai saham (4) dengan jumlah total saham (3) yang kita miliki. Hasilnya kita sajikan dalam kolom harga di baris paling bawah (1).
Harga rata-rata: 14.100.000/15.000 = 940
Bagaimana bila kita melakukan transaksi penjualan, untuk memudahkan penghitungan dan penyajian, semua transaksi penjualan disajikan dalam transaksi minus. Lihat ilustrasi di bawah ini:
NomorHARGA (1)Lot (2)Jumlah Saham (3)Nilai Saham (4)
11.000105.0005.000.000
2900105.0004.500.000
3920105.0004.600.000
4960-105.000-4.800.000
Total/Harga Rata-Rata9302010.0009.300.000
Dengan melakukan penjualan 10 lot saham pada harga 960, maka aset saham kita berkurang 10 lot (di tabel ditulis -10), otomatis hal ini dicerminkan dengan pengurangan nilai saham kita sejumlah 4.800.000 (kita mendapatkan uang kas sebagai gantinya). Demikian pula bila kita melakukan penjualan yang lebih rendah (realisasi rugi) dari nilai pembelian kita, lihat contoh di bawah, maka harga rata-rata kita akan naik.
NomorHARGA (1)Lot (2)Jumlah Saham (3)Nilai Saham (4)
11.000105.0005.000.000
2900105.0004.500.000
3920105.0004.600.000
4900-105.000-4.500.000
Total/Harga Rata-Rata9602010.0009.300.000
Bisa kita lihat dengan penjualan yang lebih rendah, hal ini akan menyebabkan akumulasi nilai saham kita berkurang, karena akumulasi harga perolehan lebih besar daripada akumulasi harga penjualan. Otomatis harga rata-rata akan berubah naik. Uang kas kita bertambah 4.500.000.

Hal ini berbeda dengan penyajian harga rata-rata yang ada di software saham pada umumnya. (Catatan: ini adalah pantauan harga rata-rata di software yang dipakai oleh broker saya, saya tidak tahu apakah dalam software lain cara perhitungannya berbeda.) Dalam software, meskipun kita telah melakukan penjualan saham pada dua posisi di atas, harga rata-ratanya akan tetap tertulis 940. Hal ini tentu menipu kita dalam menghitung kalkulasi keuntungan/kerugian investasi bila pada akhirnya kita keluar dari saham tersebut. Dengan kalkulasi inilah akhirnya kita bisa cukup tenang untuk melakukan langkah-langkah investasi semacam strategi safe average down, dengan tujuan untuk menurunkan akumulasi harga rata-rata pembelian saham kita.

Kita harus menghitung harga rata-rata pembelian saham kita sendiri agar perhitungan investasi kita lebih akurat. Dengan perhitungan yang lebih akurat kita bisa lebih tenang untuk menentukan operasi investasi selanjutnya, baik untuk menambah saham, menjual, atau keluar dari saham tersebut.

Selamat menghitung investasi Anda secara benar dan selamat berinvestasi!


Diterbitkan: 19 Oct 2011Diperbarui: 9 Feb 2022