Nyak Sandang datang dari Aceh bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana. Kakek ini membawa sertifikat obligasi tua yang diterbitkan pemerintah Presiden Sukarno pada 1950. Apa itu obligasi? Mari mengenal obligasi dan sukuk di artikel ini.
Kisah Obligasi Nyak Sandang
Berikut kutipan dari situs Setkab:
Nyak Sandang datang ditemani oleh dua orang anaknya, Maturidi dan Khaidar. Mereka terbang dari Aceh Selasa (20/3) kemarin.
“Ini Pak Jokowi, Ayah. Dia senang sekali bisa bertemu Presiden,” kata Maturidi menerjemahkan Nyak Sandang yang selama berbincang dengan Presiden menggunakan bahasa Aceh.
Nyak Sandang kemudian menunjukkan bukti obligasi Pemerintah Indonesia tahun 1950 yang dimilikinya kepada Presiden. Nyak Sandang adalah salah satu orang yang ikut andil menyumbangkan harta kekayaannya untuk membeli pesawat pertama Indonesia.
Hal ini berawal dari tahun 1948 saat Presiden Sukarno berkunjung ke tanah Aceh guna mencari dana untuk pembelian pesawat pertama setelah Indonesia merdeka. Nyak Sandang yang kala itu berusia 23 tahun bersama orang tuanya menjual sepetak tanah dan 10 gram emas. Hartanya yang dihargai Rp100 pun diserahkan kepada negara.
Presiden Sukarno pun menerima sumbangan dari masyarakat Aceh sebanyak SGD 120 ribu dan 20 kg emas murni untuk membeli dua pesawat terbang yang diberi nama Seulawah R-001 dan Seulawah R-002. Dua pesawat tersebut merupakan cikal bakal maskapai Garuda Indonesia Airways.
Saya terharu membaca kisah seperti ini. Kita jadi optimis bahwa rakyat Indonesia dari ujung barat hingga timur sangat mencintai negaranya dan ikut andil membangun, salah satunya dengan membeli obligasi. Untuk itu tak salah kita harus memahami apa instrumen investasi ini.
Mengenal Obligasi dan Sukuk
Obligasi dan sukuk adalah surat utang berjangka waktu tertentu, diterbitkan oleh institusi untuk menggalang dana dari masyarakat. Sebuah institusi—perusahaan, pemerintah daerah atau negara—memerlukan dana untuk modal kerja atau kepentingan lainnya. Mereka menerbitkan obligasi atau sukuk, bentuknya surat berharga (efek) yang bisa diperdagangkan di pasar modal. Obligasi atau sukuk biasanya juga disebut sebagai efek utang.
Sebagai imbalannya investor mendapat bunga/pengembalian dalam jumlah tertentu hingga kontrak utang selesai. Suku bunga atau besar pengembalian obligasi atau sukuk biasanya setara atau lebih banyak dibanding inflasi. Pemilik efek utang obligasi dan sukuk akan mendapat bunga ini dalam tempo yang dijanjikan, misalnya bulanan, tiga bulanan, atau tahunan. Setelah masa kontrak obligasi dan sukuk selesai, misal jangka waktu utangnya 3, 5 atau 10 tahun, maka seluruh dana pokok pinjaman akan dikembalikan ke pembeli obligasi.
Kelas Obligasi dan Sukuk untuk Ritel
Karena kelas aset obligasi atau sukuk biasanya bernilai di atas milyaran rupiah, maka produk obligasi atau sukuk untuk umum biasanya diberi nama tambahan “Ritel”, Obligasi Ritel Indonesia (ORI) atau Sukuk Ritel Indonesia (Sukri). Produk ritel biasanya dijual dengan nominasi mulai dari Rp1.000.000 (satu juta) dan kelipatannya. Segala penyebutan obligasi atau sukuk di buku ini berarti untuk produk ritel.
Kedua instrumen investasi ini sebenarnya sama, bedanya kontrak (akad) sukuk disusun sesuai kaidah yang disetujui Dewan Syariah Nasional sehingga instrumen ini bisa memberi kenyamanan investor muslim.
Bagaimana Bertransaksi Obligasi dan Sukuk?
Investor bisa berinvestasi ORI atau Sukri melalui penawaran pertama atau membelinya dari pasar sekunder. Dalam skema penawaran pertama, investor membayar seperti harga asli dan biaya komisi transaksi (jika ada). Penawaran pertama ORI atau Sukri biasanya ada di beberapa bank besar.
Setelah masa penawaran usai, investor bisa membeli dan menjual obligasi atau sukuk lewat pasar sekunder. Dari pasar sekunder ini investor membayar sesuai harga di pasaran, jadi bisa lebih murah atau lebih mahal dari nominal surat utangnya. Sebagai contoh, investor ingin beli obligasi senilai Rp1 milyar dari pasar sekunder, dia bisa membayar seharga Rp980 juta atau bahkan Rp1,1 milyar. Pembeli obligasi di pasar sekunder akan mendapat hak yang sama seperti pembeli di pasar perdana. Misalnya, bunga yang ditawarkan tetap sama. Investor juga langsung mendapatkan hak bunga atau bagi hasilnya setelah memiliki obligasi dan sukuk itu.
Biasanya pasar sekunder tidak memperjual belikan obligasi atau sukuk dalam nilai kecil. Nilai yang ditawarkan biasanya harus ratusan juta atau milyaran. Sebagai investor kecil, kita bisa berinvestasi obligasi atau sukuk melalui penawaran pertama.
Di Mana Mencari Informasi Obligasi dan Sukuk?
Pemerintah atau perusahaan mengumumkan penawaran penjualan obligasi atau sukuk di media massa. Agen penjualan juga aktif mempromosikan produk obligasi atau sukuk baru ke nasabah mereka.
Ketika buku Cerdas Berinvestasi disiapkan, pemerintah Indonesia sedang menawarkan Sukuk 009 dengan kupon pengembalian 6,9% per tahun dalam tenor 3 tahun, laba dibayarkan setiap tanggal 10 setiap bulannya. Artinya, pemerintah ingin pinjam dana kepada investor selama 3 tahun, dengan jaminan aset tertentu. Sebagai imbalan buat investor pemerintah memberi laba senilai 6,9% per tahun, yang akan dibayar tiap bulan per tanggal 10. Investor akan mendapatkan pendapatan (seperti suku bunga) sekitar 0,575% per bulannya.
Sebagian besar artikel ini adalah bagian dari buku Cerdas Berinvestasi, sebuah panduan pemula untuk memahami investasi di pasar modal, khususnya reksadana dan saham. Dapatkan gratis di Bolasalju.
Diterbitkan: 23 Mar 2018—Diperbarui: 18 Feb 2022