Saya mendapatkan pertanyaan seputar investasi dari Amir Karimuddin via X.
Apakah strategi Dollar Cost Averaging (DCA) cocok digunakan untuk saham perorangan sektor apapun di IDX?
Apakah hanya sektor perbankan yang dianggap kategori defensif paling aman untuk buy and hold jangka panjang di IDX?
Bagaimana strategi dividend portfolio vs growth portfolio di IDX?
Jawaban Ringkas
DCA cocok utk perorangan di sektor apa pun. Performa oke dalam jangka panjang. Syarat di utas.
Tidak hanya bank. Justru harus terdiversifikasi. Visinya menyerap pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Saya tidak menyarankan.
Mohon pelajari jawaban detail di bawah ini.
DCA Masih Cocok
Metode Dollar Cost Averaging (DCA) merujuk pada kegiatan operasional investasi dengan jumlah dana yang sama dalam periode tertentu. Prinsip utama metode ini adalah disiplin waktu. Prinsip kedua adalah jumlah nomonal investasi yang sama.
Menurut kami prinsip kedua bisa disesuaikan seiring perkembangan kemampuan dan kapasitas investasi masing-masing. Namun saya percaya investor harus tetap memegang kaidah jumlah investasi tidak ada lonjakan drastis. Sebar jumlah setoran dalam periode yang rata dalam jangka pendek. Yang paling penting adalah disiplin waktu.
Kaidahnya, disiplin akan menghindarkan pelakunya dari keserakahan atau ketakutan, yang umumnya terjadi saat pasar bullish atau bearish.
Basis argumen DCA masih cocok:
a. Riset Lucile Tomlinson yang dikutip di The Intelligent Investor dengan data DCA selama 23 tahun. Ini rujukan utama kami. Basisnya masih bunyi.
b. Riset kami “Simulasi Investasi Berkala Di 10 Saham Selama 10 Tahun”. Hasil akumulasi 10 saham tersebut: terendah 86,69% dan tertinggi 390,26% (sudah termasuk dividen). Akumulasi semuanya 184,4% dari modal awal (CAGR 11%).
c. Syarat DCA saham untuk umum: perusahaan terkenal, produk oke, fundamental keuangan kuat, dan potensi profitabilitas oke.
Kenapa terkenal? We tolerate no risk untuk 10-20 tahun ke depan. Lainnya untuk mengejar potensi jangka panjang.
Metode DCA atau di titik berat disiplin waktu, akan bisa mengalahkan ketakutan/keserakahan personal investor. Dengan terus berinvestasi mereka akan bisa terus memanen potensi pertumbuhan perusahaan, dengan menyerap risiko temporer dan risiko perusahaan juga.
Ingat di Psychology of Money, dalam jangka panjang risiko akan hilang. Sekeranjang saham perusahaan terbaik dalam jangka panjang akan menyerapa pertumbuhan jangka panjang. Visinya di situ.
Tim Riset Bolasalju yakin dan terus membuktikan metode DCA sederhana di perusahaan besar terpilih (yang lagi turun) di model portofolio riil Alpen yang kami mulai sejak 2021. Strategi “beli dan simpan” porto ini bisa mengalahkan LQ45 di 2023. Targetnya bisa mengalahkan IHSG dikit sih. 😁
Kami mengaplikasikan strategi DCA di model portofolio riil Alpen di publikasi Saham Bolasalju. Publikasi ini adalah bagian dari Riset Bolasalju.
Kenapa Jangan Hanya Bank?
Kenapa tidak hanya sektor bank? Sektor apa pun ada risikonya. Finansial juga ada risiko.
Prinsip yang sering kami share, setiap orang setidaknya mengelola portofolio finansial sekitar 30% untuk menyerap “jantung” yang memompa masa depan ekonomi Indonesia.
Tapi jangan berlebihan untuk mencegah risiko, jika ada. Risiko di sektor finansial masih mungkin terjadi, baik akibat ekonomi Indonesia atau perubahan kondisi ekonomi global. Pusing lho kalau nggak siap risikonya. Alasan lainnya, diversifikasi 70% sektor lain untuk menyerap nilai ekonomi sektor lainnya. Pilihan banknya juga ya hati-hati.
Strategi Dividen dan Growth
Meski kesannya bagus. Kenapa saya tidak menyarankan? Semua tentu ada kelebihan dan kekurangannya.
Perusahaan dengan dividen besar (yield 4% atau lebih) dalam situasi umum labanya cenderung stagnan, tidak ada ruang untuk reinvestasi modal. Maka modal dibagikan ke dividen. Atau potensi usaha turun.
Ibaratnya, jika yield dividen 5% YoY, begitulah perkiraan return jangka panjangnya. Padahal potensi pertumbuhan saham lain masih lebih dari itu, bahkan labanya masih bisa tumbuh 7% YoY atau lebih, plus kadang dividen 1-3%. Siapkah risiko itu?
Tapi jika seleranya dividen, silakan juga. Tapi masuklah jauh hari sebelum dividen dibagikan. Saya rasa rugi mengejar dividen dengan horizon jangka pendek. Seperti mengejar bayangan. Bisa-bisa return dari capital/dividen stagnan karena nilai sudah tergambar di harga.
Strategi Growth Investing
Definisi growth investing berbeda dengan konsep perusahaan dengan growth berkualitas. Saya tidak suka yang pertama, tapi memilih yg kedua.
Memahami perbedaan ini penting.
Contoh: Indeks growth di IDX dan market lain biasanya merujuk pada saham-saham dengan rasio price to earning (P/E) atau valuasi tinggi dengan likuiditas besar yang market suka/populer. Saya tidak setuju kaidah growth seperti itu. Sudah banyak penelitian hasil strategi growth stocks seperti itu lebih rendah dibanding long term value investing.
Growth bagi saya adalah saham berkualitas dengan keuangan sehat, profitabilitas bagus, dan bisnisnya punya potensi tumbuh yang besar. Kalau bisa memiliki saham perusahaan seperti ini dengan harga layak, inilah growth compounding yang menarik.
Strategi growth atau dividen, jika dilakukan, perlu analisis dan timing yang pas. Mayoritas investor umum akan kesulitan memanfaatkannya.
Strategi DCA sederhana itu, jika memahami prinsipnya, hati-hati, dan disiplin, saya yakin bisa dilakukan siapa saja.
Demikian, jawaban saya. Semoga bermanfaat.
Disclaimer: Bukan ajakan untuk jual/beli saham. Semua instrumen keuangan punya risiko.
Diterbitkan: 10 Mar 2024—Diperbarui: 10 Mar 2024