[caption id=“attachment_10832” align=“alignnone” width=“1103”]Mobil Ferrari B 1 RED Mobil Ferrari B 1 RED (Foto: Instagram)[/caption]

Seorang politisi nasional baru-baru ini sedang ramai dibicarakan karena memamerkan mobil mewah di akun Instagramnya. Harga mobil mewah merah itu ditaksir mencapai Rp 3,18 miliar. Yang mengejutkan, mobil tersebut ditengarai menunggak pajak. Sontak publik kaget. Ternyata gosip itu tidak tepat, pemilik mobil berplat nomor B-1-RED itu adalah petugas keamanan di pasar Blok F Tanah Abang.

Nah, berandai-andai saja nih, jika pemilik mobil itu menginvestasikannya di saham, kira-kira uangnya jadi berapa ya?

Harga Yang Dibayar Pemilik Mobil Mewah Ferrari

Harga beli mobil mewah seperti itu tentu bujubuneng, mahal minta ampun, Rp3,8 miliar. Jika dibelikan mobil bekas seperti punya penulis, yang juga warnah merah tapi berlogo singa jingkrak, saya garasi saya bakal punya lebih dari 30 mobil semacam itu. Bakal tak cukup semua halaman orang di RT saya untuk memuat mobil itu. Tapi ngapain juga beli mobil 30 ya?

Selain harga belinya yang mahal, jangan kewajiban bayar pajaknya. Apalagi dikenal sebagai mobil mewah, pajaknya tentu makin asik. Pajak ini mulai dari pajak pembelian hingga pajak tahunan.

Menurut detik, “Sebagai gambaran, harga mobil Ferrari California T yang dibanderol Rp 8,8 miliar, jika tarif yang berlaku untuk kepemilikan pertama 2%, maka PKB yang harus dibayarkan sebesar Rp 176 juta.”

Nilai pajak sebesar itu belum termasuk bea balik nama atau BBN KB untuk mobil yang baru dibeli dengan tarif sebesar 10% dari harga off road. Artinya, seandainya mobil senilai Rp3,18 miliar, bisa kita anggap pajaknya sekitar Rp318 juta sendiri.

Jadi berapa duit yang harus dibayar dari kocek pemilik mobil mewah seandainya ia ingin memelihara kuda jingkrak itu selama 2 tahun? Mari kita hitung, harga pembelian Rp3,18 miliar, pajak BBN KB sebesar Rp318 juta, pajak KB tahunan Rp176 juta (dibayar dua tahun), jadi total jenderal duit yang harus dikeluarkan dari kocek adalah Rp3,85 miliar.

Rp3,85 miliar sebagai biaya untuk naik mobil mentereng di jalanan Jakarta yang selalu macet.

Bagaimana dengan biaya servis dan perawatan?

Ini juga perlu dipertimbangkan masak-masak wahai kalian yang berencana memiliki mobil mewah. Setiap mobil pasti bisa rusak onderdilnya, entah karena usia, atau aus karena pemakaian. Setiap mobil juga harus rutin dirawat, minimal ganti oli dan minyak pelumas lainnya.

Saya tak punya data mobil mewah Ferrari, tapi ada pengakuan yang dimuat media untuk mobil Rolls-Royce berikut,

“Biaya untuk servis Rolls-Royce pastinya bervariasi tiap model tergantung pekerjaannya apa saja. Tapi untuk mengganti oli mesin saja, tidak sampai Rp10 juta,” kata I Made Sujana, Ownership Service Manager Rolls-Royce Indonesia, 14 Juni 2017 kemarin.

Rp10 juta untuk ganti oli, saudara! Puas?

Masih Ingin Punya Mobil Mewah?

Seandainya punya uang sebanyak itu pun, penulis tak bakal beli mewah kok. Sudah mahal, ngabisin duit, harganya pasti turun lagi. Dari biaya total memiliki mobil mewah, termasuk pajak dan perawatan, katakanlah Rp3,85 miliar. Lalu setelah dua tahun mobil tersebut seandainya dijual hanya laku Rp1 miliar sebelum pajak, atau sekitar Rp900 juta setelah pajak 10%, maka pemilik mobil mengalami kerugian -76,62% setelah dua tahun.

Ya, penulis yakin tak bakal ingin mobil mewah.

Penulis pasti lebih memilih investasi saham. Mengkoleksi saham itu praktis. Biayanya tidak mahal. Bisa dibeli dari senilai Rp100.000. Enaknya lagi, nilai saham dalam jangka panjang (ingat jangka panjang) kemungkinan besar bakal naik. Tidak seperti mobil mewah yang turun. Apalagi jika investor pintar memilih saham perusahaan yang bagus, keuangannya kuat, dan punya profitabilitas bagus, nilainya dipastikan akan setara dengan pertumbuhan perusahaan. Belum lagi potensi pendapat dividennya.

Jadi, masih ingin punya mobil mewah?

Bagaimana Seandainya Uang Rp3,85 miliar Dibelikan Saham Dalam 10 Tahun?

Seandainya pemilik uang Rp3,85 miliar itu tidak beli mobil mewah Ferrari, lalu memilih investasi saham dan didiamkan 10 tahun, berapa ya potensi keuntungannya?

Kita hitung pelan-pelan.

Dalam 10 tahun kinerja IHSG mencatat perolehan 11,32% per tahun. Kita bulatkan saja 11% ya, biar tidak terlalu besar. Masih memang kok. Kan memiliki mobil mewah malah rugi.

Uang Rp3,85 miliar jika diinvestasikan mendapatkan keuntungan 11% per tahun selama 10 tahun, maka uang tersebut sudah akan berkembang menjadi Rp9,98 miliar. Ya sebesar itu. Hanya dengan keuntungan 11% per tahun lho. Jika ia bisa mengolah lebih besar lagi keuntungannya, pasti jauh lebih besar.

Aduh, saya pasti tak ingin punya mobil mewah jika saham bisa semenarik itu.


Diterbitkan: 23 Jan 2018Diperbarui: 18 Feb 2022