Aturan Portofolio Investasi, Sebuah Pengantar
Anggaplah Anda sudah punya semua karakter sebagai investor jangka panjang berikut ini:
- sudah paham paradigma investasi jangka panjang;
- sudah paham kaidah-kaidah berinvestasi yang baik;
- sudah tahu cara memilih perusahaan yang baik dan mengenalisa hal-hal fundamental penting dari perusahaan itu;
- sudah mempunyai pilihan beberapa saham untuk diversifikasi yang cukup; dan,
- sudah yakin bahwa dana yang dikelola adalah uang dingin, bukan utang, serta untuk rencana keuangan jangka panjang.
Lalu, Anda mungkin masih punya segudang pertanyaan, seperti: bagaimana cara mengelola investasi tersebut? Bagaimana mengatasi ketidakpastian? Apa ada cara menenangkan pikiran saya jika panik melihat portofolio? Bagaimana biar disiplin dan tidak tergoda oleh fluktuasi harga saham, baik naik atau turun? Dan seterusnya.
Pasti ada segunung pertanyaan seperti itu. Karena kami juga masih mengalaminya.
Salah satu solusi yang kami pakai dan sudah terbukti adalah membuat aturan pengelolaan portofolio investasi.
Apa itu Aturan Pengelolaan Portofolio Investasi?
Jika negara punya peraturan atau undang-undang untuk melaksanakan program kerjanya, maka sebuah portofolio investasi juga harus punya peraturan pengelolaan portofolio investasi.
Aturan pengelolaan portofolio investasi adalah sederet poin yang bisa berisi panduan, batasan, detail, untuk memudahkan pengelolaan portofolio investasi.
Kenapa Harus Ada Aturan Pengelolaan Portofolio Investasi?
Aturan pengelolaan portofolio investasi ada untuk membantu investor dalam melaksanakan kegiatan investasi sehari-hari. Sebagai manusia, kita rawan mengalami kegagalan saat menghadapi berbagai hal yang berhubungan dengan emosi dan kondisi-kondisi eksternal yang belum tentu bisa kita hadapi.
Adanya aturan itu akan memudahkan kita saat bertransaksi, mengelola, menghadapi masalah, dan dalam evaluasi selanjutnya.
Contoh hambatan yang sering dihadapi adalah saat menghadapi fluktuasi harga saham, baik naik atau turun. Adanya aturan yang berhubungan dengan fluktuasi akan membantu Anda bisa mengambil keputusan secara dingin.
Bagaimana Membentuk Aturan Portofolio Investasi yang Baik?
Aturan pengelolaan portofolio setidaknya mengatur beberapa hal yang berhubungan dengan: ekspektasi tujuan investasi, metodologi investasi yang ingin diambil, persoalan dana, pilihan saham, himpunan pilihan saham, bagaimana membentuk analisa, pengelolaan risiko, diversifikasi, pilihan sektor, pengelolaan porsi investasi, waktu eksekusi (beli/jual/evaluasi), dan lain-lain. Daftar ini hanya sebagian kecil contoh.
Untuk membentuk aturan investasi yang efektif dan bermanfaat, fokus pada hal-hal pokok yang penting di atas. Tidak usah bertele-tele. Tulislah dalam kalimat sederhana. Fokus satu aturan untuk satu hal tertentu. Jika memang tidak cukup, jelaskan dalam beberapa poin.
Bagaimana aturan yang baik? Aturan investasi yang paling baik adalah menjawab kepentingan investornya itu sendiri. Karena itu, aturan sebaiknya sangat personal dan khusus. Mungin hanya sedikit aturan investasi yang bersifat global. Aturan untuk saya mungkin berbeda dengan aturan untuk Anda. Aturan yang kami pakai untuk mengelola Portofolio Carstensz berbeda dengan aturan Portofolio Alpen.
Aturan yang saya bentuk di Portofolio Alpen dibuat untuk kebutuhan portofolio tersebut. Karena Portofolio Alpen didesain untuk investor umum yang sibuk, maka kami berusaha mendekatkan aturan agar bisa dilaksanakan oleh orang-orang dengan karakter tersebut. Seperti aturan transaksi tiga bulanan.
Tapi aturan pengelolaan portofolio investasi juga bisa spesifik ke faktor non-teknis. Sebagai contoh, katakanlah Anda orangnya tidak sabaran. Maka bentuklah aturan untuk membatasi karakter terburu-buru, dengan membatasi eksposur untuk menghindari salah satu emosi tersebut.
Contoh Aturan Pengelolaan Portofolio Investasi
Agar lebih relate, kami berikan contoh riil.
Kami saat ini membentuk 15 poin aturan untuk mengelola Portofolio Alpen yang kami sediakan dalam publikasi Saham Bolasalju. Beberapa kutipan di bawah adalah aturan riil.
Misalnya tentang pilihan saham, Portofolio Alpen mempunyai aturan seperti ini, “Saham-saham dalam portofolio hanyalah saham yang telah masuk daftar dalam analisa publikasi ini. Portofolio tidak membeli saham di luar daftar.” Dengan aturan ini, kami tidak akan bergerak sembarangan, atau tergoda dengan segala macam saham yang mungkin dikenalkan tokoh, digoreng, saham yang sedang hot, atau bahkan saham yang harganya turun parah.
Contoh aturan eksekusi di Portofolio Alpen berbunyi begini, “Setiap bulan kami akan menyisihkan dana sebesar Rp1 juta untuk tambahan dana portofolio. Penyetoran dana kami lakukan setiap 3 (tiga) bulan sekali sebesar Rp3 juta.” Dengan adanya aturan ini kami akan membatasi godaan untuk tiba-tiba menyetor dana lebih besar jika ada sesuatu yang terjadi di pasar.
Dengan aturan transaksi tiga bulanan, maka kami bisa menahan diri untuk hanya bertransaksi hanya pada waktu yang ditentukan. Fokus kami adalah kedisiplinan dan daya tahan untuk menghadapi pasar tanpa melibatkan emosi.
Setiap investor harus bisa menjaga agar pengelolaan investasinya selalu dalam koridor aturan-aturan tersebut.
Apakah Aturan Akan Membatasi Peluang?
Melihat situasi di pasar modal yang sangat dinamis, mungkin ada yang berpikir bahwa aturan-aturan ini akan membatasi bagaimana portofolio investasi bergerak.
Bagaimana jika ada peluang investasi yang menarik? Bukankah kita bisa kehilangan peluang banyak? Percayalah. Sudah terbukti. Emosi adalah penyakit terbesar yang mengganggu banyak investor gagal memperoleh tujuan investasinya. Aturan yang bisa menghalangi eksposur terhadap emosi akan bermanfaat.
Atau, mungkin sudah ada yang membantah, “Halah…, dana cuma beberapa puluh juta saja! Ngapain ribet sih?!
Di satu sisi memang ada benarnya. Tapi ingat, keseriusan Anda berinvestasi dimulai dari dana berapa pun. Jika Anda tidak serius, niscaya perjalanan berikutnya juga tidak serius. Kalau tidak serius dan fokus, hasilnya malah berantakan. Saya sudah banyak melihat perjalanan seperti itu.
Bagaimana jika ada poin penting yang tidak ada dalam aturan? Apakah saya boleh bergerak? Menurut saya, jika tidak ada aturan, maka bentuk aturan dulu. Lalu, diamkan untuk merasakan rasionalisasi kepentingannya. Baru eksekusi setidaknya satu bulan kemudian.
Tetap Fleksibel
Meski ada peraturan mengikat, tapi kita tetap harus fleksibel. Adanya fleksibilitas ini memungkinkan kita untuk mengevaluasi, menambahankan aturan, mengurangi, atau menghapus sebuah aturan jika kemudian hari dianggap tidak bermanfaat.
Namun, meski fleksibel, tetap tegas untuk tidak mengeksekusi secara sembrono sebelum aturan tersebut dirasakan benar-benar bagus.
Bentuklah aturan pengelolaan portofolio investasi sebelum Anda memencet tombol beli. Ini kami lakukan di Portofolio Alpen. Anda sebaiknya juga melakukannya.
Dengan adanya aturan-aturan pengelolaan investasi memungkinkan kegiatan investasi Anda lancar dan sukses.
Diterbitkan: 4 Apr 2023—Diperbarui: 7 Nov 2023