[caption id=“attachment_10428” align=“alignnone” width=“830”]Limbah buah pasar, sumber: Republika Limbah buah pasar, sumber: Republika[/caption]

Andai Bursa Efek Indonesia adalah sebuah pasar buah di mana banyak pedagang berkompetisi. Lalu ada beberapa pedagang baru. Inilah saham baru IPO. Pedagang-pedagang baru ini bilang bahwa mereka jual buah super yang paling lezat enak.

Bagaimana investor pintar sebaiknya bersikap?

Sayangnya buah itu sudah dibungkus plastik. Tidak ada cara mengetahui apakah ada yang benjut atau tidak. Bahkan pembeli tak tahu apakah itu mangga, manggis, atau nanas. Bagaimana juga Anda bisa tahu apakah buah itu manis, busuk, ataukah cocok sesuai selera apa pun yang mungkin Anda inginkan.

Nah begitulah perumpamaan melihat saham baru IPO yang laporan keuangannya tidak bisa diperoleh secara terbuka.

Bagaimana investor konservatif bersikap? Saran bijak tentu saja beli buah dari pedagang lama yang telah Anda kenal dan dipercaya menyediakan buah bagus, yang bisa dicek buah-buahnya, segar atau busuk, yang timbangannya adil.

Itulah kenapa sebaiknya menghindari saham-saham IPO, seberapa pun besar pergerakan sahamnya.

Dari tiga saham yang informasinya belum jelas yang kami bahas di artikel sebelumnya, bayangkan angka-angka per 24 November 2017) ini:

  • Sebuah saham (K) memperoleh dana dari IPO sebesar Rp40 miliar (perkiraan setelah dikurangi biaya pencatatan). Sahamnya telah naik 866% dari Rp300 hingga Rp2.900. Potensi untung Rp300 miliar.
  • Sebuah saham (Z) memperoleh dana IPO Rp77 miliar. Sahamnya telah naik 650% dari Rp140 hingga Rp1.050. Potensi untung Rp500 miliar.
  • Sebuah saham (M) memperoleh dana IPO Rp300 miliar. Sahamnya telah naik 13,04% dari Rp2.070 hingga Rp2.340. Potensi untung Rp39 miliar.
  • Lucunya ada saham lain yang laporan keuangannya terbuka, anak perusahaan emiten bonafid dan besar (meski ada satu yang induknya rugi terus), eh saham mereka turun.
Jadi selama kita diskusi tentang keadilan informasi, investor retail yang tergoda dengan pergerakan sahamnya belaka tanpa tahu data keuangan mereka (yang tidak tersedia), atau hanya tergerak spekulasi belaka, bisa jadi telah dimanfaatkan untuk memberi keuntungan ratusan miliar untuk entah siapa.

Bahkan kami pun hanya berani melaporkan analisa dengan metode tebakan saja. Ya, hanya tebakan. Karena data dan analisa hanya dari informasi terbatas yang bisa kami peroleh, terutama neraca. Mengingat kembali perumpamaan pasar buah di atas, tebakan kami hanya berupa timbangan dari buah tersebut. Jika berat, kemungkinan Anda akan bisa kenyang, kalau semua bisa dimakan. Jika isinya busuk semua, Anda belum beruntung.

Maka, hemat kami, saran untuk menghindari saham baru IPO masih relevan hingga saat ini. Meski ada pengecualian, kecuali Anda orang yang paham akan dunia dan perusahaan saham tersebut. Itu lain hal.

Selamat membeli buah. Ingat, dibuka, dicicipin, dan dinikmati bersama keluarga.


Diterbitkan: 5 Dec 2017Diperbarui: 18 Feb 2022