“Investasi itu seperti lari marathon,” demikian pengantar iklan dalam sebuah siaran internet itu. Empat tahun lalu saya menulis hal yang sama, investasi itu mirip marathon. Kalau investasi itu jangka panjang, sebagaimana lari marathon itu jarak sangat jauh, keduanya perbandingan yang selaras.

Pada hari Minggu, 20 November 2016 lalu tepat pukul 1:00 siang, saya berhasil menyelesaikan marathon pertama dalam lomba Borobudur Marathon di Magelang, Jawa Tengah. Saya berada di jalan selama 7 jam 20 menit.

Sebagai seorang penuntas marathon dan pelaku investasi, saya bisa berkata investasi itu seperti menempuh marathon.

Tujuan/Target

Menentukan tujuan yang realistis adalah hal penting sebelum memutuskan ikut marathon. Karena marathon pertama, target saya adalah menyelesaikan marathon tanpa cedera. Tidak ada target waktu. Bila Anda pernah mencatat waktu marathon 5:30 (5 jam 30 menit), target waktu 5:15 masih masuk akal, namun target waktu 3:30 tidak realistis.

Hal yang sama berlaku di dunia investasi. Tujuan/target investasi harus realistis. Target perolehan tahunan 30% atau 50% sudah tak masuk akal. Bila Anda baru mulai, target perolehan 15%-20% sepertinya realistis.

Konsistensi

Kunci menyelesaikan marathon adalah konsistensi. Investasi juga demikian, harus konsisten dengan rencana investasi dan metodenya.

Rencana menyelesaikan marathon itu sederhana. Bila kecepatan lari yang nyaman buat seseorang adalah 8 km per jam, maka larilah dengan kecepatan itu secara konsisten. Tempuh kilometer demi kilometer hingga garis akhir. Kecepatan lari seyogyanya diperlambat untuk memberi rasio yang aman agar fisik punya daya tahan hingga jarak marathon tercapai.

Seseorang perlu konsisten menjaga kecepatannya tanpa tergoda kecepatan orang lain. Kemampuan tiap orang berbeda. Dalam sebuah lomba 10K, saya pernah mengawali lomba terlalu cepat dibanding kecepatan rata-rata saya, akhirnya separuh jalan saya harus terseok menuju garis akhir. Bila ini terjadi di marathon, seseorang bisa kram, otot tertarik, tidak bisa menyelesaikan lomba, bahkan bisa cedera fatal lainnya.

Berinvestasi juga seperti itu, bukan?

Tak usah iri dengan hasil orang lain bisa untung 2% atau 5%. Apalagi kalau untung harian. Bisa jadi orang lain hanya untung di hari itu, di lain hari mereka rugi. Ingat, investasi kita adalah jangka panjang. Kita hanya perlu konsisten dengan tujuan investasi.

Dalam konsistensi investasi kita juga mengenal metode Dollar Cost Averaging. Kita hanya perlu menambah investasi dalam jumlah yang sama setiap periode waktu tertentu, dalam bulan atau tahun. Secara uji statistik, hasil metode ini lebih konsisten, daripada keputusan investasi didasari emosi.

Adaptasi terhadap Perubahan

Rute Borobudur Marathon tahun ini pada kilometer 1-15 suasananya sangat nyaman, indah, dan teduh. Jalan desa dan sawah. Para petani sedang bekerja di sawah. Penduduk juga ramah dan murah senyum. Ketika masih pagi, jalanan naik-turun tidak terlalu masalah. Kemudian ada jalur kilometer 16-26, jalan raya antar kota yang ramai, menanjak, dan monoton. Rute yang cukup melelahkan emosi. Rute kilometer 27-31, kembali ke jalan kecil melewati desa. Meski sudah panas, tapi situasi demikian cukup membuat nyaman untuk lari lagi. Lalu kembali ke rute melelahkan lewat jalan raya dengan lalu lintas yang padat setelah kilometer 32 hingga titik akhir. Ditambah waktu sudah tengah hari, hal itu menambah tantangan lebih.

Tipe kejadian yang sama bisa terjadi dalam investasi. Fluktuasi musiman selalu terjadi. Harga saham bisa berubah dalam hitungan hari, minggu, atau bulan. Bisa naik, atau turun. Investor yang teguh dengan tujuan jangka panjangnya akan tetap tenang. Boleh sekali-kali minggir, tapi kemudian ia akan tetap berjalan atau berlari di jalur investasinya. Analogi minggir bisa diartikan memanfaatkan momentum menjual saham untuk memperoleh kas ketika periode bullish (naik). Lalu membeli saham ketika periode bearish (turun).

Situasi yang sama dalam lari, jangan terbalik minggir ke jalan ketika situasi tenang dan nyaman. Tapi malah masuk ketika situasi sudah terlalu ramai.

Kejadian Tak Terduga

Setelah hari panas, saya terlalu semangat menyiram badan untuk meredakan sengatan matahari, tak terasa air masuk ke sepatu membasahi kaki. Setelah lari 5 jam dan kaki basah selama 2 jam lebih, kaki saya terasa bengkak. Ataukah karena posisi kaos kaki yang awalnya kurang rapi, kuku kaki kiri saya cukup tertekan, membuat iritasi sendiri yang cukup menyakitkan. Akhirnya saya hanya mampu berlari seperti menyeret kaki, takut menimbulkan kesakitan yang lebih parah. Syukurlah langkah tersebut menyelamatkan kaki saya. Ada sedikit lecet, lepuhan, dan juga kuku di jempol terlihat merah-merah tanda tekanan berlebih.

Dalam investasi juga demikian. Itulah pentingnya menjaga batas keamanan yang cukup, seperti mencari sepatu dengan ukuran satu kali lebih besar bila dipakai lari jarak jauh. Dengan membeli saham yang dihargai lebih murah dari perkiraan harga aslinya, atau lebih rendah dari harga wajar yang cukup rasional, kita akan mampu menjaga bila terjadi kejadian investasi yang tidak kita inginkan.

Pola Pikir Jangka Panjang

Marathon adalah jarak yang sangat jauh. Untuk mencapainya harus memakai pola pikir jarak jauh. Strategi lari jarak pendek, seperti lari di ujung kaki, bisa membuat cedera tulang kaki, atau mengakibatkan kita tak akan mampu menyelesaikan. Lari jarak jauh punya postur, gaya, metode, dan latihan berbeda. Saya melakukan latihan empat bulan, dengan kenaikan gradual, dengan jarak tertinggi hampir 60 km dalam satu pekan. Ini pun program untuk pelari pemula. Hasil latihan berbicara, saya bisa selesai marathon tanpa cedera. Bila seseorang punya target lebih cepat, programnya bisa berbeda.

Dalam investasi juga demikian, pola pikirnya lain, strategi harus melihat jauh ke depan. Seseorang berkomitmen investasi jangka panjang tapi ia sudah terburu-buru memanen untung jangka pendek, ada banyak kemungkinan capaian targetnya kurang maksimal dibanding bila ia dalam posisi jangka panjang.

Penutup

Jarak rute marathon adalah 42,195 km. Investasi jangka panjang bisa berlangsung 7 tahun, 10 tahun, 20 tahun, atau lebih.

Ada banyak kesamaan ketika saya menjalani proses untuk menempuh marathon pertama ini dengan investasi jangka panjang. Tanpa disiplin latihan fisik, seseorang tak akan punya daya tahan menuntaskan marathon. Tanpa disiplin dan metode yang ketat, seseorang tak akan bisa membuat keputusan investasi yang tepat.

Tidak hanya latihan fisik, kesuksesan lari jarak jauh banyak dipengaruhi psikologi dan urusan mental. Banyak pelari lebih muda dari saya tak mampu menyelesaikan marathon. Banyak pelari yang awalnya lebih cepat dari saya akhirnya bisa saya dahului. Dalam investasi juga demikian, meski metodenya tepat, tapi perilaku psikologi investasi seseorang salah, banyak kemungkinan investasinya akan gagal. Perilaku yang perlu dilatih agar investasi sukses antara lain: sabar, tidak iri, selalu berpikir positif, menghindari pengaruh negatif, serta menghindari hal-hal tak dipahami.

Meski demikian, saya kira ada sedikit perbedaan antara lari marathon dan investasi. Marathon mempunyai jarak tetap, 26 mil 385 yard atau 42,195 km. Setelah menempuhnya, selesai sudah. Investasi sesungguhnya mirip marathon-marathon yang tidak terhenti bagi investor. Bila seseorang berinvestasi di sebuah emiten yang punya potensi pertumbuhan jangka panjang bagus, maka ia akan terus melakukan “marathon” investasi tersebut. Sebaliknya, bila hutang emiten makin besar, biaya bunga menggerus laba, investor bisa menyelesaikan “marathon” investasinya. Investor kemudian bisa memulai “marathon” investasi lainnya, mencari peluang yang lebih bagus.

Saya datang dari dunia programmer komputer, dunia investasi awalnya adalah sesuatu yang asing. Lari juga sama, asing, mengingat saya baru “tahu” bisa lari tanpa henti setelah usia saya beranjak 35 tahun. Itu setelah fisik menuntut untuk lebih banyak digerakkan agar tidak sakit-sakitan.

Dalam investasi dan marathon, saya membuktikan meskipun sebagai orang awam, asal kita sungguh-sungguh, disiplin, lalu teguh melaksanakannya, kita akan bisa mencapai tujuan yang kita harapkan tanpa ada masalah. Marathon adalah ujian daya tahan fisik untuk menaklukkan jarak sangat jauh. Investasi adalah ujian daya tahan jangka panjang dalam mengalokasikan dana.


Diterbitkan: 25 Nov 2016Diperbarui: 25 Mar 2022