Judul: The Most Important Thing Illuminated
Penulis: Howard Marks
Penerbit: Columbia Business School
Tahun: 2013223 halaman (sampul keras)

Beli buku buku di BookDepository (bebas ongkir ke Indonesia). Kami mendapat komisi kecil jika Anda membeli dari mereka.

Lambat laun investasi tidak hanya sekadar menentukan formula yang pas, mencari selisih batas pengaman, atau juga strategi beli/jual yang tepat. Memang, itu semua masih menjadi jalan hidup bagi investor nilai, seperti halnya mencari untung jangka panjang masih tetap menjadi tujuan utama. Tapi ada banyak hal penting lainnya.

Hal-hal penting lainnya itulah yang ingin diutarakan oleh Howard Marks dalam surat kepada kliennya, sebagian dari tulisan itudikumpulkan di buku The Most Important Thing Illuminated, diterbitkan Columbia University Press, 2013. Edisi yang saya pegang ini adalah edisi revisi dengan tambahan komentar dari tiga investor: Christopher Davis, Joell Greenblatt, Seth Klarman; serta profesor Paul Johnson dari Columbia Business School, kampus di mana Graham mengajarkan investasi nilai. Howard Marks adalah Chairman dari Oaktree Capital Management, LP.

Apa kira-kira hal-hal penting itu?

Ada banyak hal yang diangkat Howard Marks di buku ini. Ada 21 hal semuanya. Banyak. Dalam ulasan ini saya hanya bicara beberapa saja, tentu Anda bisa membacanya sendiri. Semuanya berakar kepada filosofi investasi nilai.

Kita ambil contoh hal pertama tentang Pemikiran Tingkat-Kedua. Bila pemikiran tingkat-pertama bilang, “Ini perusahaan bagus; Ayo beli sahamnya.” Pemikiran tingkat-kedua bilang, “Ini perusahaan bagus, tapi semua berpikir ini perusahaan sangat bagus, padahal bukan. Maka sahamnya dijual terlalu mahal, ayo jual.” Mungkin mirip dengan pemikiran kontrarian, ya? Tapi menurut saya tingkatnya lebih rendah sedikit. Saya kira ini juga yang sering diangkat oleh Munger, tentang teori “Balik, selalu balik.” Misalnya, bila banyak yang bilang potensi sebuah perusahaan X sepertinya sangat menarik dalam 5-10 tahun mendatang. Maka kita tanya, “Apa benar seperti itu? Apakah pasar masih tersedia? Katanya ini perusahaan sudah ada di seluruh pelosok Indonesia, berarti pertumbuhan maksimalnya begini.. dst.” Atau bila ada pemikiran, perusahaan ini di ambang penurunan jangka panjang. Balik lagi, seberapa jauh itu jangka panjang. Apa tidak berlebihan pemikiran itu. Dan seterusnya…

Hal kedua tentang efisiensi pasar saya kira sudah banyak dibahas di buku investasi nilai. Dan, pasti mengundang perdebatan seru dengan pendukung lawan, jadi saya tak akan bahas lagi. Hal ketiga tentang Nilai, di sini Marks membahas panjang lebar tentang filosofi investor nilai, juga perbandingan investasi nilai dan investasi pertumbuhan.

Hal menarik saya kira diulas dalam bab 5-7 tentang risiko. Investasi itu berurusan dengan masa depan yang sifatnya tak pasti. Bahkan manajer paling mumpuni pun bisa berhadapan dengan masa suram ekonomi dan kinerja perusahaan bisa terpuruk. Inilah pentingnya memahami risiko. Tapi risiko per pemikiran investor nilai beda dengan risiko yang dipandang oleh pedagang saham musiman. Satu contoh ihwal beta. Bila orang memandang sebuah emiten mempunyai beta tinggi adalah berisiko tinggi. Maka investor nilai memandang bahwa beta besar menciptakan peluang besar, apalagi kalau kita bisa mencari di harga murah. Dalam buku ini kita diajak membaca mengenal risiko, mengidentifikasinya, dan mengontrol risiko.

Anda kemudian akan diajak berdiskusi tentang perhatian terhadap siklus. Bahwa kehidupan selalu tersiklus dan kita harus siap menghadapinya. Juga tentang bergoyangnya pendulum ke lintas kiri dan kanan. Menghadapi pengaruh negatif. Hal yang banyak mengakibatkan ketidakpercayaan investor akan keputusan investasinya sendiri. Ada pula tentang mencari diskonan. Tentang kesabaran. Tentang menghindari hal yang tak kita ketahui. Dan hal-hal lainnya…

Membaca buku ini, dan membaca komentar dari tiga pembahas lainnya, membuka mata bahwa berinvestasi tidak hanya sekadar mempunyai formula atau menjalankan resep lalu memasaknya. Tidak. Anda yang sudah berkecimpung di dunia yang fluktuatif ini tentu paham itu semua.

Saya utarakan rangkaian singkat ini. Misal, hal penting dalam: memahami risiko, sabar, menghindari pengaruh negatif, dan menghindari hal yang tak kita pahami. Orang yang paham risiko tidak akan meminjam uang (misal dari margin) untuk investasi. Ketika nilai sementara investasinya jatuh, ia akan terpengaruh risiko dari pinjamannya, hal ini membuat ia tak sabar, dan ia akan mudah terpengaruh hal negatif. Sebaliknya, orang yang paham risiko akan menjaga investasinya hanya uang bebas. Dan, karena ia berusaha menghindari hal yang tak dipahaminya, ia hanya berinvestasi di perusahaan yang dipahaminya, sehingga biarpun nilai sementara investasinya jatuh, maka ia tetap sabar. Efeknya ia pun terhindar dari pengaruh negatif. Lalu ketika situasi kembali normal, kinerja perusahaan masih tetap bagus atau meningkat, harga sahamnya kemungkinan besar akan naik. Investor akan berhasil.

Bagi pembaca Munger dan Buffett, tentu sudah familiar dengan beberapa hal di buku ini. Tapi membaca buku ini secara terpisah juga mengingatkan hal-hal pokok, bahwa ada banyak hal dasar dan filosofis, agar kita bisa hidup sebagai investor yang pintar. Membaca topik ini bagi yang sudah familiar akan selalu mengingatkan hal-hal penting itu memang penting.

Beli Buku

Beli buku buku di BookDepository (bebas ongkir ke Indonesia). Kami mendapat komisi kecil jika Anda membeli dari mereka.


Diterbitkan: 27 Oct 2016Diperbarui: 18 Feb 2022