Pertanyaan

Selamat siang Bolasalju,

Setelah melewati pertengahan tahun 2016, IHSG sudah mulai terlihat menggeliat, tadinya hanya bergerak sekitar 4000-4500, sekarang sudah mencapai 5500 dalam waktu beberapa bulan saja. Nah, inilah pertanyaan sekaligus masalah bagi investor baru seperti saya yang berharap mendapatkan saham naik berlipat dalam hitungan 1 tahun hehehe…

Sering kali setelah IHSG naik tinggi kami selalu merasa ketinggalan kereta. Kita perhatikan banyak sekali saham lapis kedua (contoh NIKL) telah naik sampai 3,4 kali lipat (400%). Apa yang seharusnya investor baru seperti kami ini lakukan untuk dapat menyaksikan portfolio kami berlipat seperti itu? Jika beli dan tahan adalah salah satu kuncinya, pertanyaan saya, beli dan tahan berapa lama yang masuk akal menurut Bapak?

Terima kasih.

Herry

Jawaban

Untuk menjawab pertanyaan Pak Herry ada dua hal: pertama adalah tentang masalah psikologi, khususnya cara pandang; kedua, tentang ekspektasi investasi.

Cara Pandang

Katanya nih pak: seseorang tidak akan tenang menikmati hidupnya bila cara pandangnya melihat kesuksesan orang lain dengan cara negatif. Contoh, bila orang melihat si A sukses mendapat uang Rp1 juta, padahal dirinya hanya dapat Rp100, lalu dia berpikir negatif tentang dirinya, nasibnya, dll, tentu hidup orang itu tak akan puas. Coba seandainya orang tersebut berpikir dan bersyukur telah mendapat Rp100, padahal kemarin tidak dapat apa-apa. Tapi contoh ini kurang mujarab saya kira.

Baiklah sekarang masalah investasi. Contohnya saya sendiri. Saya telah berinvestasi di sebuah emiten sejak 2013. Harga emiten ini, karena saham lapis ketiga dan tidak likuid, harganya belum tumbuh, malah turun dengan lancar. Kalau saya membandingkan kegagalan (sementara) investasi saya di emiten ini dengan kesuksesan investor lain yang berinvestasi di saham UNVR (naik 219% dalam periode yang sama), saya bakal bersedih terus. Bisa jadi bahkan akan mengubah keputusan investasi saya terhadap emiten tersebut.

Padahal kalau ditelaah, apa alasan saya berinvestasi di emiten tersebut? Misalnya saja: kupon dividennya lebih dari 6%, lalu PER-nya masih di kisaran 3-5, nilai bukunya juga rendah. Secara bisnis emiten tersebut juga mudah dipahami dan saya nyaman dengan bisnis mereka. Dengan kembali fokus kepada tujuan awal saya berinvestasi maka saya bisa melupakan perasaan tidak sukses tadi. Saya tidak menjual emiten tersebut hingga saat ini.

Lagian pak Herry, jangan hanya melihat NIKL saja dong. Bagaimana dengan reksadana X yang telah tumbuh 603,56% selama sepuluh tahun terakhir? Bagaimana dengan saham UNVR yang telah tumbuh 592,4%. Bagaimana dengan Anu? Bagaiman dengan Itu? Membandingkan dengan hal-hal lain dengan cara negatif tak akan pernah memuaskan hati kita.

Terakhir, saya tak tahu saham NIKL, saya belum mengulasnya, juga tidak paham bisnis dan valuasinya. Pada 1 April 2010, saham NIKL ditutup di harga Rp340. Dengan harga terakhir Rp600, sesungguhnya sahamnya hanya naik 76,47% selama 6 tahun terakhir. Kalau ada yang bilang, “Ah Tuan Bolasalju melihatnya dengan cara gitu. Coba bandingkan dengan harga awal tahun 2016 dong?” Kalau dibilang begitu saya menyerah. Saya tak bisa meramal. Dan saya tak paham apa benar saham seharga Rp50 di awal tahun ini kinerja finansialnya cukup bagus? Saya intip sekilas dari Laporan Tahunan mereka, pada 2014 lalu mereka merugi. Pada 2015 lalu mereka menghasilkan laba $0,0001 per lembar saham, atau Rp1 per lembar saham. Apa sepadan dengan harga saham saat ini yang sudah mencapai Rp600 itu?

Ekspektasi Investasi

Harapan Anda ingin mendapatkan keuntungan berlipat-lipat itu berlebihan. Coba turunkan, misalnya ke angka 20% per tahun. Saya yakin hidup Anda akan lebih bahagia.

Lalu ada yang tanya pada saya, “Tapi, 20% kan rendah sekali? Kawan saya bisa dagang saham dapat 5% sehari lho pak.”

Kalau saya hanya bilang, investor sukses mendapat 20% sudah sangat-sangat bagus. Banyak investor besar keuntungannya di kisaran 20%-30% per tahun.

Saya pernah menulis ihwal Compound Interest. Uang Rp10 juta ditanam dalam investasi dengan rerata pengembalian 20% per tahun, maka dalam 10 tahun akan senilai Rp61,917 juta. Uang Rp10 juta ditanam dalam investasi dengan rerata pengembalian 20% per tahun, maka dalam 20 tahun akan senilai Rp383,376 juta.

Berapa keuntungan kawannya kawan yang mendapat 5% sehari tadi dalam setahun?

Beli dan Tahan Berapa Lama?

Tidak ada jawaban pasti atas pertanyaan ini. Investor nilai hanya punya satu jawaban sederhana. Beli bila harganya murah (secara konteks), jual bila kinerjanya sudah tidak sesuai dengan alasan ketika Anda membeli.


Diterbitkan: 14 Oct 2016Diperbarui: 18 Feb 2022