Perusahaan ini memang menarik. Dalam setiap kali menganalisa perusahaan ini, hampir tidak ada satu hal pun yang membuat saya tidak yakin. Bisnisnya menarik. Salah satu lini usahanya menjadi barometer di industrinya. Sahamnya sendiri valuasinya masih murah. Kesempatan beli pun banyak, meski sahamnya memang tidak tergolong likuid. Saya pernah menjadikan saham ini sebagai salah satu komposisi terbesar di portfolio pada tahun lalu. Hanya satu hal yang membuat saya bimbang, yaitu manajemen. Apakah saya bisa mempercayai manajemen ini?

Pertimbangan tentang manajemen selalu menjadi hal penting bagi tiap keputusan investasi saya. Kita sebagai investor mempercayakan dana kita dikelola oleh orang lain, sebuah tim bernama manajemen. Agar saya percaya bahwa investasi saya menghasilkan nilai yang bagus di masa depan maka saya harus mempercayai manajemen. Kalau ada suatu saat timbul rasa was dan ragu akan manajemen, maka tak ragu saya akan menarik diri dari perusahaan tersebut dengan cara menjual sahamnya. Begitu pula yang saya lakukan dengan investai saham saya di perusahaan ini.

Tapi saya tidak bisa melupakan perusahaan ini. Kenyataannya perusahaan ini memang menarik. Saya berusaha terus untuk mempelajari dan mencari cara untuk mengetahui manajemen perusahaan. Saya juga terus mempelajari produk dan jasanya. Saya pernah berkunjung ke kantor utamanya. Ada deretan calon pelanggan baru sedang mendaftar. Menakjubkan. Tapi ada satu hal utama yang membuat saya ragu, adalah kelompok usaha perusahaan ini saya ketahui suka right issue (menerbitkan saham baru), artinya mencari dana segar tanpa bunga. Hal yang sah untuk mencari pembiayaan tanpa bunga. Masalahnya adalah right mengurangi keuntungan investor lama. Ini saja yang tidak saya suka. Kalau terjadi right issue lalu saya punya dana, tentu saya tak khawatir. Saya bisa menebus saham barunya. Kalau tidak ada dana? Saya tidak anti right issue, karena usaha ini lebih menarik daripada berhutang, yang tentunya akan menambah beban bunga pada perusahaan. Manajemen harus diapresiasi bila ada langkah seperti ini. Hal yang penting kemudian adalah apakah perusahaan menghargai pemegang saham saham lama secara adil, misalnya dengan memberi hak penawaran right dengan harga yang menarik? Saya belum mendapat jawabannya hingga hari ini. Harapan terakhir saya hanyalah ikut forum RUPS atau Public Expose agar saya bisa mengenal manajemen.

Tapi hari ini saya beruntung, hari ini saya menemukan jawabannya secara tidak sengaja. Jawaban itu termaktub dalam wawancara Lo Kheng di majalah Pialang yang saya temukan di blog ini. Dari kisah sukses di majalah itu saya tahu bahwa kakek investor yang saya percayai ini juga memegang saham perusahaan salah satu grup dari tim manajemen yang saya pertanyakan. Kepercayaan dari seorang Lo Kheng Hong itu penting. Saya percaya metode analisa sahamnya. Saya percaya judgmentnya. Saya percaya apa yang ia percayai kemungkinan kecil salah. Lo Kheng Hong adalah inspirasi saya. Dia hanya mencari investasi di perusahaan yang dikelola oleh manajemen yang jujur. Dia percaya manajemen yang jujur. Sementara itu saya mempertanyakan manajemen yang sama. Maka kalau ia berani menggaransi manajemen grup ini jujur, dengan cara memegang saham perusahaan lainnya, tentu saya akan mempercayai manajemen tersebut.

Mempercayai garansi dari orang yang dipercaya adalah salah satu cara mudah menganalisa perusahaan. Tentu saja sebelumnya kita sudah harus melakukan pekerjaan awal sebelum melangkah berinvestasi di perusahaan, misalnya analisa fundamental, harga yang masih murah, serta mempunyai bisnis serta manajemen yang baik. Garansi orang yang dipercaya hanya satu hal saja. Memegang saham perusahaan yang dipercaya Lo Kheng Hong bukan sebuah strategi. Kalau kita membeli di harga yang mahal tentu kita mungkin bisa rugi. Tetapi mengetahui Lo Kheng Hong percaya pada manajemen tempat saya berinvestasi adalah jawaban penting untuk menjadi kepercayaan berinvestasi.

Atas perkembangan ini maka saya akan membuat perubahan dalam rencana portofolio saya pada saham perusahaan ini. Pada waktunya nanti, bila saya untung, saya akan bercerita nama perusahaan ini. Bila saya rugi maka saya masih sibuk membeli saham perusahaan ini.


Diterbitkan: 6 Mar 2012Diperbarui: 9 Feb 2022