Setiap investor pasti senang kalau saham yang dimilikinya memiliki keuntungan kapital (capital gain) dibanding saat ia membelinya. Begitu pula saya. Setiap investor pintar selalu ingin membeli semurah-murahnya, dan menjual ketika saham tersebut menjadi lebih mahal. Itu pula prinsip yang selama ini saya pegang teguh.

Namun hari-hari ini saya berpikir keras tentang kenaikan saham yang saya miliki. Saya tentu senang kalau saham yang saya koleksi nilainya naik. Akan tetapi, saya jadinya merasa lebih pusing memikirkan kenaikan saham daripada kalau nilai saham saya turun. Pusingnya adalah, saya jadi selalu dalam jebakan pikiran untuk: 1) kapan saya melepas saham ini? 2) ataukah saya tahan sampai batas waktu pengamatan nanti. Benar deh, saya serius pusing dengan hal ini!

Setiap investor pintar pasti akan serius ketika melakukan saringan pemilihan saham  untuk investasi mereka. Saya juga melakukan hal itu. Memilih, menyaring, lalu menargetkan harga wajar dan tindakan beli adalah satu hal. Ini terjadi sangat mudah. Kenapa mudah? Karena target saham adalah perusahaan-perusahaan yang saya percaya bagus, tapi sedang berada di bawah nilai harga wajar mereka. Itulah yang selama ini saya lakukan. Lalu, seiring jalan, bila harga saham anjlok lagi, seperti yang terjadi pada sebuah saham yang saya koleksi, dengan mudah dan tanpa pusing saya tinggal menambah koleksi saya, selama saya masih uang.

Membeli dan mempertahankan saham yang saya percayai bagus itu sungguh mudah. Seperti naluri dan tidak perlu emosi. Kalau saya percaya fundamentalnya bagus, menambahnya hanyalah tergantung ada dana atau tidak.

Tapi apa yang terjadi ketika saham itu mulai menanjak naik. Saya pusing. Beberapa hal yang membuat saya bimbang:

  • Apakah benar nilai harga wajar sebelumnya yang saya hitung?
  • Bila harga saham telah melampai nilai harga wajar yang saya percaya, apakah saya harus melepasnya?
  • Bila saya memang akan melepasnya, apakah saya akan melepaskan semuanya?
  • Lalu saya berhadapan dengan fakta dan statistik dari teori terkemuka yang diungkapkan investor-investor idola saya, diantara Warren Buffett dan penganutnya, kebanyakan mereka sungguh-sungguh menahan saham selama-lamanya, kalau mereka yakin perusahaan tersebut memang bagus secara fundamental. Dalam buku How to Pick Stocks like Warren Buffet karya Timothy Vick di halaman 73, Profesor Terrance Odean dan Brad Barber mengkorfimasi bahwa transaksi saham yang terlalu sering membawa pengaruh berkurangnya keuntungan. Dari penelitiannya 20% orang yang trading lebih sering mempunyai keuntungan 10%. Sementara yang bertransaksi lebih jarang mempunyai keuntungan 17.5%.
Itulah pikiran-pikiran yang selama ini ada di benak saya, kenapa saya menjadi pusing ketika harga saham saya naik. Padahal saya seharusnya senang. Saya jadi teringat pameo investor pintar yang selama ini selalu saya ulang-ulang setiap saya bicara kepada orang lain, “Investor pintar itu senang kalau sahamnya naik atau turun. Kalau nilai sahamnya turun, maka ada kesempatan menambah koleksinya. Kalau sahamnya naik, maka investasinya naik dan ia bahagia”

Dalam tulisan Tentang Fluktuasi Saham, ada strategi untuk mengatasi fluktuasi harga saham, baik harga turun atau naik, diantaranya adalah menjual bertahap pada jenjang harga tertentu (cost averaging) dengan volume terjaga. Saya melakukan hal ini pada sebuah saham koleksi saya ketika harganya menunjukkan kenaikan hampir 20%, sebuah angka fantastis melihat sejarah saham ini. Namun saya melakukan kesalahan dengan terlalu banyak volume yang saya jual dan terlalu terburu-buru. Akibatnya, hampir separuh koleksi saham saya terjual dengan keuntungan CUMA 20%, sementara saham itu naik drastis, dan sisa saham yang saya pegang menunjukkan peluang keuntungan lebih dari 100%. Fantastis.

Saya mungkin sungguh beruntung memegang saham ini. Saya mendapatkannya di saat yang tepat ketika ia harganya sedang turun. Tapi saya juga mungkin beruntung di tengah kegilaan pasar yang tidak masuk akal. Apakah sungguh gila? Mungkin tidak. Saya percaya harga saham tersebut saat ini masih dalam batas harga wajar, meski belum melampauinya. Apalagi ada agenda RUPS dalam waktu dekat. Ada banyak rumor tentangnya. Dan peluang dividen. Saya memutuskan akan melepas sedikit demi sedikit dengan jenjang harga dan volume bertingkat sampai koleksi saham tersebut habis di portfolio saya. 100% keuntungan kapital itu fantastis. Saya percaya saham koleksi ini akan bisa naik sedikit, seiring mendekatnya jadwal RUPS dan mungkin kabar dividen nanti. Peluang dividen itu menarik meski ini bukan prioritas karena saya percaya sumbangannya tidak bisa mengalahkan keuntungan kapital yang sudah saya peroleh.

Ya semoga saya tidak pusing dengan kenaikan saham-saham lainnya.


Diterbitkan: 13 May 2011Diperbarui: 9 Feb 2022