Satu hari tadi saya ikut program Sekolah Pasar Modal 2011 kelas Advanced yang diadakan oleh Bursa Efek Indonesia untuk sosialisasi kepada masyarakat. Untuk mengikuti ini saya mendaftarkan diri di situs http://sekolahpasarmodal.idx.co.id/ dan mengisi data-data yang diperlukan serta program yang ingin diikuti. Inilah catatan saya.

Kelas tadi diminati oleh sekitar 160-an peserta, namun saya lihat yang dapat jauh lebih sedikit dari itu. Kegiatan dilaksanakan di lantai 27 Gedung BEI (tower 1). Saya datang pada pukul 9:00 pagi, berharap ada sarapan atau camilan yang disediakan oleh panitia. Ternyata tidak ada, maka saya segera bergegas turun ke lantai 1 dan membeli snack serta minuman di sana. Kira-kira pukul 9:35 saya sudah kembali lagi, tapi kegiatan baru dimulai agak terlambat, sekitar 9:40-an.

Karena kesibukan pembicara, jadwal sesi ditukar. Sesi pertama jadinya membicarakan Pasar Modal Syariah. Update yang diberikan lumayan informatif. Tapi pasar modal syariah ya begitu saja, penting bagi mereka yang memerlukan. Kalau investasi Anda tidak bermasalah, hal ini tidak signifikan. Ada berita baru, besok (12/5), katanya akan diluncurkan Indeks Syariah Indonesia (ISI), dalam bahasa Inggris mungkin Indonesian Syariah Index. Berbeda dengan Jakarta Islamic Index (JII) yang saat ini sudah ada, ISI memuat lebih banyak saham, menurut pembicara tersebut sekitar 50% emiten di Bursa Efek Indonesia. Ini angka yang sangat besar. Dari seluruh emiten di ISI, mereka menguasai sekitar 46% capital di BEI. Angka yang fantastis. Ini membuat investor yang ingin masuk bursa dan berbasis syariah lebih fleksibel untuk memilih daripada hanya 30 saham yang ada di JII. Analogi yang dikatakan pembicara tadi, ISI itu ibarat IHSG-nya BEI, kalau JII itu mirip LQ45. Menarik bukan?

Sesi kedua membicarakan produk derivatif, mulai dari Stock Options dan Index Futures. Saya tidak tertarik sama sekali dengan topik ini karena kerumitan bahasan dan tidak sesuai dengan visi investasi saya pada waktu ini dan yang akan datang, paling tidak hingga saat ini.

Sesi ketiga membicarakan produk fixed income, mulai Obligasi, Surat Utang Negara, Sukuk korporasi dan negara, dan Efek Beragun Aset. Produk fixed income menurut saya menarik karena bisa kita manfaatkan untuk melindungi nilai investasi kalau kita sudah tidak bisa menemukan efek yang menarik dan murah. Saya harus banyak tanya ke sekuritas saya tentang produk ini dan semoga investor retail dengan dana cekak seperti saya bisa memanfaatkannya.

Sesi keempat diisi dengan sosial kartu AKSes dengan pembicara dari KSEI. Topiknya biasa. Anda yang sudah memilik kartu ini pasti paham kegunaannya, yaitu sebagai media informasi terbuka dan akurat untuk mengecek status kepemilikan efek kita. Setiap kita melakukan transaksi di bursa, broker/sekuritas tempat kita mempunyai rekening efek wajib melaporkan transaksi tersebut ke sub-rekening efek kita. Bila ada transaksi yang tidak tercatat, bisa jadi broker itu agak nakal. Saya terkejut ada peserta yang melaporkan bahwa sahamnya tidak tercatat di catatan rekeningnya di KSEI.

Sesi tambahan diisi oleh pembicara dari e-Trading. Ia menjelaskan tentang kondisi pasar, dan juga membaca data beberapa perusahaan hasil risetnya. Saya kurang berminat terhadap sesi ini.

Itulah catatan singkat dari saya.

Bila Anda berminat ikut Sekolah Pasar Modal kelas terbaru, silakan mendaftar di situsnya di: http://sekolahpasarmodal.idx.co.id


Diterbitkan: 11 May 2011Diperbarui: 9 Feb 2022