Cerita Andy Porman Tambunan dalam tulisan berjudul Smart Money: seorang ayah membeli saham UNVR 100 lot pada saat IPO, nilai investasi awal adalah Rp158.750.000 (pada 1982). Pada 2006 saat tulisan tersebut terbit, sang ayah sudah meninggal, sang ibu baru menceritakan warisan sang ayah pada anaknya. Saham UNVR milik mereka saat tulisan tersebut terbit (2006) berjumlah 6.223.400 lembar, karena pengaruh aksi korporasi. Bila dinilai pada harga hari ini Rp24.000 per lembar, maka nilai sahamnya adalah Rp149 miliar. Pada tahun 2011 lalu UNVR membagikan dividen total Rp594 untuk setiap lembar saham beredar, jadi dividen yang mereka peroleh pada 2011 lalu adalah senilai Rp3,6 miliar. Bayangkan, nilai investasi awal sudah lunas oleh dividen dan aset mereka masih tumbuh dan tumbuh terus. Saham UNVR tersebut tentu bisa menjadi warisan buat anak cucu (dengan catatan UNVR masih eksis).

Ada pula kisah Eddy menjadi kaya dari saham AQUA: dia hanya membeli 100 lembar saham AQUA saat IPO pada 1994, modal yang dikeluarkan senilai Rp750.000. Saat AQUA delisting dari bursa pada 2010 lalu, harga terakhir yang dibayar pada investor adalah Rp500.000 per lembar saham. Jadi nilai kekayaan Eddy akhirnya bernilai Rp50.000.000.

Cerita saya: Sejak awal 2012 saya berinvestasi di PT Indospring Tbk (INDS), total yang saya tanam adalah Rp17.625.000 (5.000 lembar saham). Besok, pada 5 Juli 2012, investasi ini akan menghasilkan dividen kas dan juga bonus saham senilai masing-masing: Rp720.000 (setelah dipotong pajak) dan bonus saham 2.000 lembar. Bila bonus saham dinilai pada harga terakhir Rp4.000, maka nilainya adalah Rp8.000.000. Total hasil investasi saya di tahun ini saja adalah Rp8.720.000, ini senilai untung 49,5%. Ini mengabaikan potensi keuntungan atas perubahan harga saham awal. Investasi ini masih saya pertahankan, dan kemungkinan besar perusahaan masih akan tumbuh beberapa tahun ke depan. Mungkin dividen saya akan bertambah setiap tahunnya, seperti contoh UNVR di atas. Contoh lain, modal investasi yang saya tanam untuk investasi saham dalam dua tahun terakhir adalah senilai total Rp70 juta. Saat ini aset investasi saya sudah bernilai Rp120-an juta untuk modalnya saja. Kalau dinilai bersih termasuk potensi gain, maka nilainya setara Rp136 juta, jadi potensi untung 94% dalam dua tahun. Ini pun kondisi pasar sedang dalam penurunan :) Setiap ada dividen akan saya invetasikan kembali. Setiap ada realisasi keuntungan akan saya tanam lagi dalam bentuk saham. Saya percaya investasi saya akan tumbuh… tumbuh, dan terus tumbuh.

Investasi saham akan tumbuh, produktif, dan hasilnya (dividen) akan bisa ditanam lagi untuk menghasilkan pertumbuhan tanpa batas.


Diterbitkan: 4 Jul 2012Diperbarui: 9 Feb 2022