Pada awal Oktober lalu, saya menulis telah melakukan sebuah kesalahan fatal karena saya menggunakan data yang salah. Tanpa mengecek ulang data tersebut pada sumber asli (laporan keuangan perusahaan), saya lalu membuat keputusan untuk melakukan pembelian saham LSIP. Alasannya sederhana, ini adalah perusahaan besar  yang termasuk dalam saham LQ-45, juga anak usaha Indofood, dengan peluang P/E yang rendah seperti itu maka tidak ada salahnya.

Setelah melakukan riset secara mendalam tiga hari ini, karena tidak yakin mana sumber data yang salah, ternyata saya melakukan kesalahan lagi. Sumber dari K****n dan sekuritas saya tersebut benar. Kesalahan saya sebenarnya sederhana, saya hanya mengecek data historis laporan keuangan tahunan 2010. Bila merujuk data 2010, maka P/E memang akan sangat tinggi. Tidak akan masuk akal untuk membeli saham tersebut pada harga sekarang. Tapi bila melihat hasil penjualan tahun ini, dengan peningkatan laba bersih lebih dari dua (2) kali lipat, maka rasio P/E jadi sangat rendah.

Dalam proses meyakinkan kebenaran data ini, saya melakukan langkah-langkah:

  • Data awal dari Financial Times, sebagai rujukan sederhana. Bila datanya berbicara, maka saya akan mengecek langsung laporan keuangan yang dilaporkan perusahaan kepada BEI.
  • Dari data laporan keuangan di BEI (bagian Pengumuman), data laba bersih per saham memang berbicara, tapi saya masih mempertanyakan redaksi laporan, apakah data tersebut dibagi berdasarkan jumlah saham sebelum stock split atau sesudah, yang bisa mempengaruhi rasio P/E.
  • Setelah melihat sejarah P/E saham dari IDX Factbook, perusahaan biasanya mempunyai P/E tinggi, kecuali pada 2008 ketika pasar saham crash. Tapi melihat angka real jumlah rupiah dalam laporan laba bersih (bukan laba bersih per saham atau EPS), maka terlihat peningkatannya sangat signifikan dibandingkan tahun lalu.
  • Akhirnya setelah mempercayai laporan keuangan perusahaan, maka terlihat rasio P/E-nya sangat rendah.
Tapi, di luar hal ini, saya kira kita harus tetap kritis terhadap publikasi dari pihak luar, termasuk sekuritas. Dalam sebuah edaran terbaru mereka merilis beberapa perusahaan dengan P/E rendah dan salah satu perusahaan pantauan saya ada di situ dicatat dengan P/E 24, sangat terlalu mahal. Setelah saya lakukan pengecekan beberapa kali, terbukti laporan tersebut salah, rasio P/E perusahaan tersebut masih sekitar 10-an.

Hal lain, ternyata saya selama ini kurang begitu telaten mengecek data aktual pendapatan perusahaan dari laporan terakhir. Mungkin ini saatnya saya melakukan evaluasi emiten sebelum laporan keuangan tahunan diterbitkan Maret tahun depan, padahal mungkin saat itu sudah terlambat.

Pesan moral: jangan terlalu mempercayai dirimu, sebelum mengecek berbagai data secara langsung. Selalu berpikiran terbuka. Dan jangan anti menggunakan data keuangan terakhir sebagai pembanding.


Diterbitkan: 11 Nov 2011Diperbarui: 9 Feb 2022